Sederet Langkah Strategis Pemerintah Tangani Kasus COVID-19 yang Terus Bertambah
Ilustrasi/Unsplash (Adam N)

Bagikan:

JAKARTA - Bertambahnya kasus COVID-19 di Indonesia membuat pemerintah terus memperkuat upaya dan melakukan berbagai langkah strategis. Hal ini bertujuan untuk menangani dan mengantisipasi meluasnya dampak pandemi COVID-19.

“Berbagai langkah strategis hasil koordinasi dengan lintas kementerian lembaga, terutama dengan Kementerian Kesehatan dan pemerintah daerah telah dilakukan," kata Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir lewat keterangan tertulisnya, Kamis, 24 September.

Adapun berbagai upaya yang telah dilakukan adalah menambah kemampuan pengujian spesimen, menyiapkan dan menambahkan kesediaan tempat tidur rumah sakit serta ruang isolasi, hingga mempercepat ketersediaan vaksin COVID-19. Erick lantas menyebut sejumlah persiapan pemerintah kini telah menunjukkan hasil positif.

Terkait pengujian spesimen, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu menyebut per 23 September kemarin, spesimen harian COVID-19 telah mencapai 38.181 atau telah melebihi standar WHO. Selain itu dia juga menyebut saat persentase angka pasien sembuh telah mencapai 73 persen. 

Langkah strategis berikutnya adalah meningkatkan tren kesembuhan dan mengantisipasi peningkatan kasus. 

“Pemerintah memastikan kebutuhan perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit rujukan terjaga dan menjaga ketersediaan fasilitas isolasi pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala," ungkap dia.

Dia mencontohkan, saat ini sudah ada Wisma Atlet untuk masyarakat di wilayah DKI Jakarta. Berikutnya, ada juga hotel bintang 2 dan 3 di daerah. Dengan berfungsinya Wisma Atlet dan hotel berbintang, Erick mengatakan hal ini akan meringankan beban rumah sakit dan mengurangi beban tenaga medis serta yang paling penting adalah membatasi penyebaran virus dan penularan dari Orang Tanpa Gejala (OTG).

Selanjutnya, komitenya melakukan koordinasi dengan BUMN holding rumah sakit untuk mendorong standarisasi terapi kesembuhan pasien COVID-19. Tujuannya agar terjadi standardisasi manajemen klinis terutama bagi dokter di wilayah yang jauh dari kota besar sehingga dapat meningkatkan kesembuhan pasien.

Di bidang farmasi, KPCPEN mendorong kemampuan perusahaan farmasi dalam negeri dalam penyediaan alat kesehatan dan obat-obatan esensial untuk terapi penyembuhan pasien COVID-19. Beberapa obat antiviral yang sangat diperlukan untuk menangani pasien COVID-19 memang masih impor, seperti remdesivir. Namun dua perusahaan farmasi pelat merah yaitu Indofarma dan Kimia Farma berupaya memproduksi obat antiviral lokal. 

Sementara berkaitan dengan vaksin COVID-19, Pemerintah terus mempercepat ketersediaannya lewat jalur bilateral dan multilateral. Saat ini pemerintah telah bekerjasama Biofarma dengan Sinovac, atau Kimia Farma dengan G42, dan penjajakan kerja sama dengan Genexine, CanSino, dan AstraZeneca.

Namun, untuk menambah persediaan, pemerintah terus menjajaki kerja sama dengan perusahaan farmasi lainnya seperti Pfizer, Johnson & Johnson, dan Novafax. 

“Ditambah mekanisme kerja sama multilateral dengan UNICEF dalam kerangka COVAX Facility, yakni berupa jaminan akan kecepatan, ketersediaan, dan pengiriman vaksin, maka usaha kita untuk menyegerakan ketersediaan vaksin demi melindungi masyarakat sudah di jalur yang tepat,” jelasnya.

Ia juga menyatakan keyakinannya mengenai semangat gotong royong semua pihak yang bisa menjadi modal besar bangsa hadapi pandemi COVID-19. Erick terus mengingatkan seluruh lapisan masyarakat untuk terus disiplin memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, untuk menjaga dari potensi penularan.

“Di tengah usaha-usaha pemerintah yang terus hadir dan berupaya terbaik melayani masyarakat serta menangani pandemi ini, kami berharap kita semua bahu-membahu untuk terus disiplin menerapkan protokol kesehatan," pungkasnya.