JAKARTA - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengungkap bahwa perusahaan yang dipimpinnya memiliki kebiasaan buruk. Kebiasaan yang dimaksud adalah seringnya menunda pembayaran proyek kepada mitra atau pihak ketiga (vendor) yang diajak kerja sama, khususnya UMKM.
Lebih lanjut, Ahok mengatakan, sejak dirinya masuk dalam susunan direksi perusahaan pelat merah itu banyak sekali keluhan dari vendor yang soal kontrak kerja sama belum dibayarkan.
Karena itu, Ahok lantas mengubah sistem lelang controlling tender perusahaan lebih transparan. Tujuannya agar pembayarannya bisa dipercepat.
"Kalau di Pertamina banyak sekali pengaduan termasuk pengadaan pembayaran yang dipersulit jadi Pertamina punya satu kebiasaan tidak mau bayar (vendor). Padahal pencairan APBN kita itu penginnya cepat ada, ahirnya apa yang terjadi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) setengah mati dia pinjam bank, keuntungannya menipis daya beli turun," katanya dalam diskusi virtual, Kamis, 8 Juli
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menilai bahwa keadaan seperti itu acap kali dimanfaatkan oleh mafia-mafia yang menawarkan jasa pencairan pembayaran proyek. Hal ini pun diduga melibatkan petinggi-petinggi perusahaan yang tidak jujur.
"Ada pihak ketiga yang menawarkan jasa bisa mengurus, mempermudah dan bisa bantuin (pembayaran proyek)," jelasnya.
BACA JUGA:
Jika masih terjadi keadaan tersebut di kemudian hari, kata Ahok, para vendor dapat mengadukannya secara pribadi kepadanya. Selain itu, bisa juga membuka suara kepada media agar kejadian itu tidak terulang.
Lebih lanjut, Ahok juga menjamin akan membersihkan Pertamina dari citra-citra buruk yang selama ini melekat. Seperti misalnya banyaknya risiko suap dan korupsi. Kata dia, upaya ini juga dilakukan untuk menyelamatkan uang negara dari tindakan korupsi.
"Kalau menyangkut Pertamina lapor ke saya. Pasti saya kerjain nanti kalau macam-macam, itu saja jaminan saya," ujarnya.