Ahok Buka-Bukaan Kondisi Kerugian hingga Utang PT Pertamina
Ahok (kedua dari kiri) saat masih menjabat Komisaris Utama Pertamina dalam sebuah kunjungan ke Refinery Master Development Plan di Balikpapan, Kaltim. (Instagram/@basukibtp)

Bagikan:

JAKARTA - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok buka-bukaan mengenai kondisi perusahaan PT Pertamina (Persero) saat pertama kali ditunjuk sebagai Komisaris Utama. Saat itu, kata Ahok, Pertamina berpotensi rugi sebesar.

Ahok mengatakan potensi kerugian Pertamina saat itu mencapai 1 miliar dolar AS atau setara Rp15,65 triliun (asumsi kurs Rp15.600 per dolar AS). Menurut Ahok, kerugian itu disebabkan oleh kebijakan subsidi bahan bakar minyak (BBM).

“Jadi, bayangkan berapa tahun soal subsidi di Pertamina. Pas saya masuk disampaikan ini bakal rugi 1 miliar dolar AS. Lalu, saya bilang perusahaan ada 200 lebih (anak, cucu dan cicit), 100 lebih yang aktif, enggak ketahuan duitnya ada berapa,” ujar Ahok dalam diskusi bertema Ahok Is Back, Jakarta, Kamis, 8 Februari.

Menurut Ahok, penugasan subsidi BBM dan kenaikan harga minyak mentah dunia membuat perusahaan menanggung beban berat. Kondisi perusahaan semakin tertekan saat pengelolaan keuangan di anak dan cucu usaha justru tidak terkontrol dengan baik.

“Jadi bayangin cucu dan cicit perusahaan punya duit deposito, emak sama bapaknya ngutang duit. Kenapa utang duit? Karena bayar subsidi ini, kan masih tahun depan baru diaudit, mau bayar berapa ke Pertamina? Tapi beli minyaknya kan kontan di luar negeri,” tuturnya.

Bahkan, Ahok mengungkapkan bahwa Pertamina terpaksa mengajukan pinjaman atau kredit di Hinpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk membayar selisih harga minyak, imbas penugasan subsidi BBM.

“Begitu bank Himbara udah mentok melakukan pinjamannya, Pertamina tuh ‘ngecer’ ke mana-mana minjam duit, ada yang Rp5 juta, ada yang Rp10 juta, pinjaman jangka pendek pasti bunganya gila-gilaan,” ucapnya.

Ahok bilang saat ditunjuk menjadi Komut Pertamina, dirinya mendapat tugas khusus dari pemegang saham untuk menyelesaikan persoalan keuangan perusahaan tersebut.

Lebih lanjut, Ahok bilang dirinya pun memulai langkah pembenahan keuangan perusahaan dengan mengontrol semua pendapatan hingga ke cicit perusahaan. Tujuannya agar Pertamina tidak lagi melakukan pinjaman untuk menjalankan penugasan.

“Pas saya masuk, langkah pertama semua uang sampai cucu cicit perusahaan kita harus kontrol. Jangan sampai kita pinjam duit, di bawah pesta pora,” kata Ahok.

Ahok juga meminta kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk melakukan pembayaran penugasan subsidi BBM tanpa menunggu penugasan selesai 100 persen.

“Saya bilang ke Menteri Keuangan ‘kenapa mesti tunggu sampai 100 persen (pembayaran subsidi BBM), udah 80 persen dibayar dulu, sama toh, sisanya baru kita adjust,” lanjutnya.