Aneh bin Ajaib! Rochmadi Saptogiri Pernah Terjerat OTT, Kenapa Hasil Auditnya Jadi Bukti Laporkan Ahok ke KPK?
Ilustrasi-(DOK VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Pegiat media sosial Eko Kuntadhi buka-bukaan soal laporan dugaan korupsi yang dilayangkan Poros Nasional Pemberantasan Korupsi (PNPK) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis, 6 Januari lalu. 

Dalam laporan tersebut, PNPK mengadukan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok terkait dugaan korupsi. Salah satu yang disorot mengenai pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras.

Sebagai salah satu bukti untuk diserahkan ke KPK, Presidium PNPK Adhie M. Massardi membawa buku yang ditulis oleh Marwan Batubara berjudul 'Usut Tuntas Dugaan Korupsi Ahok'. 

Menurut Eko aneh saja kalau buku ini dijadikan sebagai bukti. Sebab, sumber rujukan Marwan dalam buku adalah hasil audit yang dilakukan oleh Rochmadi Saptogiri. Rochmadi rupanya ditangkap KPK pada 2017 lalu lewat Operasi Tangkap Tangan (OTT) karena terlibat suap pemberian predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) atas laporan keuangan Kemendes PDTT.

Saat OTT, Rochmadi Saptogiri adalah auditor utama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Selain Rochmadi ada juga auditor BPK bernama Ali Sadli. 

"Jadi lucu ya, baru juga di launching buku ini, Rochmadi Saptogiri ini ternyata di OTT KPK. Artinya hasil audit BPK ini mau miring ke kiri atau ke kanan semua bisa di-order," ujar Eko dilansir dari Youtube Cokro TV, Rabu, 12 Januari. 

Jual beli hasil audit oleh oknum-oknum di BPK inilah yang dulu pernah disentil Ahok. Oknum di BPK, bukan tidak mungkin melakukan tindakan curang tergantung siapa yang mampu membelinya.

"Jadi audit BPK atau oknum-oknum BPK itu melakukan audit tergantung pesanan dan Untung saja KPK mencium ulah oknum BPK seperti ini lalu menangkap tangan mereka. Berdasarkan data itu juga data laporan yang dulu, yang datanya diambil dari orang yang ditangkap KPK, melaporkan Ahok lagi ke KPK sekarang. Ini kan aneh binti ajaib," ucap Eko.

Presidium PNPK, Adhie Massardi mengatakan, pengusutan dugaan korupsi yang menjerat Ahok itu sebenarnya mudah dilakukan. Hanya saja, tuding Adhie, pimpinan KPK di periode sebelumnya yaitu Agus Rahardjo dkk menutupi hal tersebut sehingga pengusutan tak bisa dilakukan.

"Paling gampang sebetulnya kasus korupsinya Ahok. Kasus korupsinya Ahok ini sudah disini paling gampang, kenapa paling gampang? Karena dari teman-teman di KPK tinggal mengeluarkan dari freezer, kemudian ditaruh di microwave 10 menit sudah bisa disantap, jadi sudah siap saji," ungkapnya.

Terpisah, Ahok buka suara terkait pelaporan kasus dugaan korupsi oleh PPNPK. 

Ahok yang saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina mengaku sudah mengetahui bahwa dirinya dilaporkan.

"Sudah (mengetahui)," kata Ahok dalam pesan singkat pada Minggu, 9 Januari.

Meski demikian, Ahok enggan berkomentar apapun terkait pelaporan tersebut. "Tidak ada (tanggapan)," singkat Ahok.