Hancur-hancuran Imbas Pandemi COVID-19, H&M Bakal Tutup 350 Toko
Gerai H&M. (Foto: Dok. Mall Grand Indonesia)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan fesyen asal Swedia Hennes & Mauritz AB (H&M) dikabarkan bakal menutup 350 toko di seluruh negara hingga akhir tahun 2021. Langkah ini lantaran perusahaan mengalami tertekan hebat dengan imbas pandemi COVID-19 yang masih merebak hingga saat ini.

Chief Executive Officer H&M Helena Helmersson berujar meskipun saat ini penjualan telah berada di level normal seperti tahun 2019 atau sebelum adanya pandemi COVID-19, namun kebijakan menutup gerai itu tetap akan diambil.

Lebih lanjut, Helena beralasan hal ini karena perseroan harus mengalami kerugian sebesar 500 juta euro pada tahun 2020. Kerugian ini juga disebabkan omzet yang turun imbas pandemi COVID-19.

"Pada kuartal kedua tahun 2021 penjualan H&M naik 75 persen menjadi 46,5 miliar kronor Swedia atau setara 4,6 miliar euro. Namun demikian, 140 toko masih tutup pada akhir periode tersebut karena COVID-19," ujar Helena dilansir dari retaildetail.eu, Rabu, 7 Juli.

Helana mengatakan keberlangsungan usaha hingga sekarang masih bergantung pada penjualan secara online atau daring. Dia mengakui, penjualan online meningkat 40 persen dengan laba bersih mencapai 2,7 miliar kronor Swedia atau setara 270 juta euro.

Menurut Helena, penjualan tampaknya sudah semakin pulih dalam 28 hari pertama bulan Juni tahun 2021. Pendapatan perusahaan pun sudah meningkat sekitar seperempat.

"Kami hampir kembali ke level kami sebelum pandemi. Namun saat ini, sekitar 90 toko masih tutup sementara," jelasnya.

Helena berujar rencana penuh di tahun 2021, H&M bakal menutup sekitar 350 toko. Namun, kata Helena, jika keadaan membaik maka pihaknya akan membuka 100 toko baru.

"100 toko baru akan ditambah ketika kondisi keuangan perusahaan mulai pulih dan penjualan meningkat. Sehingga pengurangan bersih gerai yang akan dilakukan sekitar 250 unit," tuturnya.

Sekadar informasi, ritel fesyen asal Swedia ini juga telah mengumumkan akan menutup 170 toko di seluruh dunia tahun 2020, atau sekitar 40 persen dari tokonya. Lokasi yang terkena dampak pasti belum diumumkan.

H&m melaporkan penurunan 50 persen penjualan selama kuartal kedua 2020. Karena toko-toko ditutup selama penguncian di seluruh dunia.

Tak hanya H&M, Victoria Secret juga berencana untuk menutup 250 toko di AS dan Kanada secara permanen dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini akan terjadi setidaknya hingga 2022.

"Akan ada lebih banyak pada tahun 2021 dan mungkin sedikit lebih banyak pada tahun 2022," kata Chief Financial Officer Victoria Secret, Stuart Burgdoerfer, Selasa, 1 Desember 2020.