JAKARTA – Produsen sandang PT Sepatu Bata Tbk (BATA) menyatakan jika kondisi pandemi COVID-19 membawa dampak tersendiri terhadap kegiatan usaha perseroan. Hal tersebut kemudian membawa imbas terhadap langkah efisiensi yang ditempuh.
Direktur Sepatu Bata Hatta Tutuko mengatakan setidaknya perusahaan telah menutup 50 toko yang tersebar di berbagai lokasi.
“Kalau tidak profitable kita tutup,” ujarnya secara daring saat paparan kinerja tahun buku 2020 pada Rabu, 17 Juni.
Hatta menambahkan, penutupan sejumlah gerai penjualan tersebut kemudian membawa konsekuensi terhadap pemutusan hubungan kerja (PHK). Meski demikian, dia mengklaim jika perusahaan tidak melakukan aksi PHK besar-besaran atas penutupan toko tersebut.
“Kami tidak PHK besar-besaran, kalau (karyawan) habis kontrak tidak diperpanjang. Kalaupun PHK jumlahnya tidak banyak,” katanya.
Sebagai informasi, hingga akhir Mei 2021 korporasi multinasional asal Cekoslovakia itu disebutkan memiliki 460 gerai di seluruh Indonesia.
Adapun dari sisi kinerja, pada sepanjang 2020 Bata tercatat membukukan rugi bersih sebesar Rp177,76 miliar. Capaian itu berbanding terbalik dengan perolehan 2019 yang disebut mendapat laba Rp23,44 miliar.
BACA JUGA:
Amblasnya profitabilitas entitas usaha berkode saham BATA itu tidak lepas dari menurunnya penjualan dari sebelumnya Rp931,27 pada 2019 menjadi Rp459,58 miliar pada 2020.
Secara porsi, pasar domestik masih menjadi market utama dengan bukuan penjualan Rp456,67 miliar dan ekspor Rp2,9 miliar pada tahun lalu.
Ditengarai, lesunya kegiatan bisnis BATA tidak lepas dari tekanan pandemi yang mempengaruhi tingkat daya beli masyarakat.
“Ke depan kami akan terus memanfaatkan saluran online guna meningkatkan kapasitas penjualan produk perusahaan,” tutup Hatta.