Setelah Tutup 50 Gerai, Produsen Sepatu Bata Targetkan Pendapatan Tumbuh <i>Double Digit</i> Tahun Ini, Bagaimana Caranya?
Gerai Sepatu Bata. (Foto: Dok. Trans Studio Mall)

Bagikan:

JAKARTA - Produsen alas kaki, PT Sepatu Bata Tbk (BATA) membidik pertumbuhan pendapatan double digit tahun ini. dibandingkan dengan pendapatan tahun lalu. Direktur BATA, Hatta Tutuko menjelaskan, pihaknya optimis tahun ini kinerja pendapatan bisa dapat jauh lebih baik didorong oleh bisnis digital.

"Target pendapatan kami tahun ini bisa tumbuh mencapai double digit dari tahun 2020. Kami pikir target tersebut sangat realistis dengan kondisi dan rencana kerja yang kami canangkan," jelasnya dalam paparan publik secara virtual, Rabu 16 Juni lalu.

Hatta menambahkan, demi memuluskan target tersebut, BATA bakal fokus pada lini bisnis digital dengan menyediakan layanan ChatShop, bekerja sama dengan beberapa Key Opinion Leader (KOL) di berbagai media sosial, hingga menawarkan berbagai promosi melalui media sosial dengan menjadi anggota Bata Club Member. Manajemen BATA berharap dengan strategi ini, anggota Bata Club dapat bertambah 240 persen.

Yang menarik adalah, dengan strategi menggenjot bisnis digital, BATA tidak berfokus membuka gerai baru tahun ini. Adapun per Mei 2021, BATA memiliki sekitar 460 gerai.

Sebagai catatan, BATA telah menutup 50 gerai karena dianggap tidak profitable. Hal itu, dikatakan Hatta, disebabgkan menurunnya kunjungan ke gerai akibat pandemi COVID-19.

BATA juga terpaksa merampingkan beban dengan pengurangan karyawan. Menurut Hatta, hal itu dilakukan dengan tidak memperpanjang kontrak dan jika terpaksa dilakukan PHK, hal itu dilaksanakan sesuai aturan pemerintah yang berlaku.

Manajemen BATA juga optimistis dengan pencapaian kinerja tahun ini. Pasalnya, kata Hatta, pihaknya melihat adanya peningkatan penjualan di masa Lebaran pada kuartal I 2021.

Walau tidak menyebutkan secara detail hasil penjualan yang didapatkan, Hatta memberikan gambaran jika pihaknya berhasil mencetak penjualan yang baik di masa Lebaran 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Sebagai catatan, sepanjang 2020 BATA mencatat rugi sebesar Rp177,76 miliar atau berbalik dari 2019 dengan laba sebesar Rp23,44 miliar. Penjualan neto perseroan di 2020 tercatat sebesar Rp459,58 miliar atau turun 50,64 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp931,27 miliar, dengan rugi per saham dasar Rp136,74.