Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo menilai tutupnya pabrik sepatu Bata di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, karena kalah bersaing dengan produk baru.

"Kalau masalah ada pabrik yang tutup, sebuah usaha itu naik turun karena kondisi, karena mungkin efisiensi, karena kalah bersaing dengan barang-barang baru. Banyak hal," kata Presiden Jokowi dikutip dari ANTARA, Selasa, 7 Mei.

Di sisi lain, Jokowi menekankan, tutupnya pabrik perusahaan dalam negeri bernama PT Sepatu Bata Tbk itu tidak menggambarkan kondisi perekonomian RI secara keseluruhan.

Hal itu karena Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,11 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada triwulan I-2024.

Jokowi menilai, pertumbuhan ekonomi nasional 5,11 persen menumbuhkan optimitis di tengah resesi global yang terjadi saat ini.

"Tapi yang jelas secara makro, perkembangan ekonomi kita sangat baik 5,11 (persen)," kata Presiden.

Adapun sekitar akhir Maret lalu, pihak perusahaan sepatu Bata melaporkan rencana penghentian produksi di pabrik yang berlokasi di Jalan Raya Cibening, Kecamatan Bungursari, Purwakarta.

Di antara alasannya, karena selama empat tahun terakhir, pabrik sepatu Bata ini merugi akibat sepi orderan.

Terpisah, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Purwakarta Didi Garnadi mengatakan PT Sepatu Bata juga melakukan PHK para karyawannya secara bertahap.

Jumlah karyawannya yang terkena PHK sebanyak 233 orang.

PT Sepatu Bata Tbk mendirikan pabrik di Purwakarta sejak 1994 dan resmi ditutup pada awal Mei 2024.

Penghentian produksi pabrik sepatu itu telah diumumkan melalui keterbukaan Informasi di Bursa Efek Indonesia, 2 Mei 2024.

Pada awal 2023 lalu, Presiden Jokowi menyempatkan diri untuk mencoba dan membeli sepatu di salah satu toko sepatu legendaris Indonesia, Bata, saat Kepala Negara berkunjung ke pusat perbelanjaan Kota Kasablanka.

Presiden Jokowi saat itu membeli sepatu "sneakers" berwarna hitam yang dijual di toko sepatu Bata seharga Rp349.900.