Giant Gulung Tikar, Carrefour Milik Konglomerat Chairul Tanjung serta Hypermart Mochtar Riady Kegirangan?
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Fitch Ratings Indonesia menyebut operator-operator ritel di Tanah Air masih akan menghadapi persaingan ketat dari format minimarket yang lebih kecil dan pengecer kelontong tradisional meskipun persaingan dari hypermarket menurun.

Direktur Fitch Ratings Indonesia Olly Prayudi mengatakan rencana penutupan operasi hypermarket Giant milik PT Hero Supermarket Tbk. (HERO) pada akhir Juli 2021 tidak akan menguntungkan operator hypermarket lain.

“Matahari dengan Hypermart-nya dan pemain format besar seperti Carrefour dan Transmart dinilai masih akan bersaing secara ketat,” katanya dalam laporan terbaru yang dikutip pada Jumat, 4 Juni.

Carrefour adalah gerai ritel yang dikelola oleh CT Corp, perusahaan milik konglomerat Chairul Tanjung. Sementara Hypermart adalah peritel milik bos Lippo Group, konglomerat Mochtar Riady.

Menurut Olly, proposisi bisnis hypermarket dalam hal area toko yang lebih besar juga menghasilkan biaya operasi yang lebih tinggi dalam hal sewa dan tenaga kerja untuk dijalankan dibandingkan dengan minimarket.

Sebagai perbandingan, dia mengungkapkan jika beban gaji HERO menyumbang sekitar 10-13 persen dari total pendapatan sepanjang 2019-2020.

“Sedangkan, beban serupa hanya menyumbang 8 persen hingga 9 persen dari total pendapatan Alfamart yang merupakan minimarket kecil,” tuturnya.

Olly percaya bahwa pemulihan lalu lintas toko seiring meredanya pandemi COVID-19 juga akan lebih menguntungkan format yang lebih kecil daripada format besar.

“Belanja bahan makanan di gerai kecil memerlukan biaya transaksi yang lebih rendah bagi konsumen dalam hal melakukan perjalanan dan waktu,” tegasnya.

Seperti yang diketahui, HERO telah mengumumkan bahwa mereka akan menutup semua toko Giant dan berpotensi menggantinya dengan toko format supermarket, Hero, atau IKEA. Hypermart yang merupakan salah satu lini usaha HERA memiliki sekitar 90 toko pada akhir 2020, turun dari lebih dari 100 toko pada akhir 2019.

Sementara Giant memiliki 75 gerai, terdiri dari Giant Ekstra dengan format besar dan Giant Ekspres dengan format lebih kecil, setelah menutup 25 gerai sejak 2019.

Dari sisi kinerja, HERO terus mengalami kerugian operasional sementara pendapatannya turun 16 persen secara tahunan menjadi Rp1,7 triliun pada kuartal I 2021 dari sebelumnya Rp2,6 triliun di periode yang sama tahun lalu.

Adapun,  pasar ritel grosir Indonesia didominasi oleh format minimarket kecil seperti Alfamart PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk dan Indomaret oleh PT Indomarco Prismatama, dengan masing-masing lebih dari 15.000 toko di seluruh Indonesia.

Alfamart menambah lebih dari 1.000 toko sementara Indomaret menambah 700 toko selama 2020 sementara para pelaku hypermarket berjuang untuk mempertahankan kehadiran toko mereka.

“Keunggulan kompetitif minimarket dalam hal daya tawar yang kuat dengan pemasok dan kedekatan dengan pembeli akan menyulitkan operator hypermarket untuk memperluas kehadirannya, meskipun persaingan di ruang hypermarket berkurang,” tutup Olly.