Bagikan:

JAKARTA - Level pertumbuhan ekonomi minus yang terjadi pada kuartal I 2021 sebenarnya telah lama diprediksi oleh Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati.

Dalam pernyataannya kepada VOI, dia mengungkapkan bahwa hanya sedikit kemungkinan Indonesia bisa meraih angka pertumbuhan positif pada awal tahun ini.

“Hampir bisa dipastikan bahwa akan negatif, karena kita (pemerintah) itu menghitung berdasarkan aggregator periode yang sama tahun sebelumnya,” kata dia Jumat, 5 Februari.

Sebagai informasi, angka pertumbuhan pada kuartal I 2020 masih berada di level positif dengan catatan 2,97 persen. Faktor pandemi tahun ini dipercaya membuat ruang gerak pertumbuhan tidak akan melebihi raihan pada periode triwulan pertama 2020.

“Kecuali ada keajaiban mungkin bisa (melebihi), namun saya melihat masih akan tertekan,” tuturnya.

Lebih lanjut, ekonom itu menilai bahwa anjloknya impor barang modal dan dan barang konsumsi 2021 adalah momentum untuk mengoptimalkan potensi pasar dalam negeri untuk menghasilkan produk penunjang kegiatan ekonomi.

“Semua negara sekarang pasang perlindungan sehingga kita kesulitan untuk mencari barang modal. Langkah itu juga bisa dilihat bahwa mereka mengutamakan pasar dalam negeri ketimbang pemenuhan ekspor. Untuk itu inilah momentum kita juga untuk membuat barrier terhadap gempuran produk asing,” tegasnya.

Untuk diketahui, BPS melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada sepanjang kuartal I 2021 masih dalam jalur kontraksi dengan catatan minus 0,74 persen secara year-on-year (y-o-y) dibandingkan dengan periode yang sama 2020.

Konsumsi rumah tangga menjadi sumber kontraksi terdalam dengan catatan minus 1,22 persen. Padahal, sektor ini menjadi penopang utama dalam pembentukan produk domestik bruto (PDB).

“Meski demikian jika kita melihat dari periode kuartal II 2020, tren perbaikan sudah mulai terlihat. Ini menunjukan bahwa tanda pemulihan ekonomi semakin jelas,” ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers yang disiarkan secara virtual, Rabu, 5 Mei.