JAKARTA - Produsen tinplate atau pelat timah, PT Pelat Timah Nusantara Tbk (Latinusa) menargetkan pertumbuhan laba 10 persen mencapai 2,98 juta dolar AS di tahun 2021 ini. Pada tahun 2020 lalu, emiten bersandi NIKL ini membukukan laba bersih 2,71 juta dolar AS atau naik tipis 1,41 persen dibandingkan 2019 mencapai 2,68 juta dolar AS
Presiden Direktur Pelat Timah Nusantara Jetrinaldi mengatakan, seiring pencapaian laba tersebut, pada tahun depan perusahaan akan membagikan dividen ke para pemegang saham. Meski membukukan laba bersih di tahun lalu karena efisiensi dengan menekan pos beban, namun laba komprehensif perseroan minus 2,94 persen dari 2,58 juta dolar AS pada tahun 2019 menjadi 2,51 juta dolar AS.
"Kami belum bisa membagikan dividen tahun ini, kalau kita mampu positif di tahun ini kita otomatis akan bagi dividen karena sudah lama pemegang saham berharap adanya dividen," ujar Jetrinaldi dalam paparan publik usai RUPST Latinusa secara virtual, di Jakarta, Kamis 8 April.
Lebih lanjut ia menjelaskan, Latinusa mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) 2,9 juta dolar AS, lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai 4,8 juta dolar AS. Latinusa yang sahamnya mayoritas dikuasai oleh konsorsium Jepang Nippon Steel Corporation, Mitsui Co Ltd, Nippon Steel Trading Corporation dan Metal One ini menerapkan prinsip kehati-hatian ditengah ketidakpastian ekonomi global lantaran pandemi COVID-19.
BACA JUGA:
"Kami sebagai produsen tunggal produk tinplate Tanah Air, mementingkan efisiensi di segala bidang," jelasnya.
Efisiensi mencakup menekan biaya produksi, meningkatkan inovasi serta mengoptimalkan penggunaan timah. Dengan demikian, kebutuhan belanja modal tahun ini tidak terlalu banyak.
"Capex 2021 sudah mulai lebih ketat 2,9 juta dolar AS yang difokuskan pada efisiensi pemakaian timah mengingat bahan baku timah adalah biaya produksi terbesar kedua setelah TMBP (tin mill black plate). Capex itu tapi di luar maintenance," jelasnya.
Jetrinaldi mengatakan, pada 2020 pangsa pasar Latinusa naik 1 persen menjadi 64 persen, sedangkan 34 persen dipegang tinplate impor. Segmentasi pasar di tahun lalu, didominasi kemasan tinplate bagi produk susu, biskuit dan permen, kimia, dan makanan.
"Dengan dorongan pemerintah yang memaksimalkan produksi dalam negeri, maka diharapkan pangsa pasar bisa naik di atas 64 persen," pungkasnya.