Produsen Semen Merah Putih Milik Konglomerat Martua Sitorus Raup Laba Rp333,7 Miliar di Kuartal III 2021, Meroket 6.995 Persen!
Konglomerat Martua Sitorus. (Foto: Dok. Semen Merah Putih)

Bagikan:

JAKARTA - Produsen semen PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) mencetak pertumbuhan kinerja di sembilan bulan pertama tahun ini. Produsen semen dengan merek Merah Putih milik konglomerat Martua Sitorus ini berhasil mencetak pertumbuhan pendapatan dan laba di kuartal III 2021.

Dalam laporan keuangan CMNT yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu 2 November, Semen Merah Putih mencetak penjualan Rp5,88 triliun, naik 16,48 persen dibandingkan tahun lalu sebesar Rp5,04 triliun.

Peningkatan penjualan ini didorong oleh penjualan semen dan terak yang mencapai Rp5,55 triliun. Raihan ini tumbuh 17,77 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,71 triliun.

Sementara penjualan beton siap pakai CMNT tercatat turun 0,52 persen menjadi Rp381 miliar, dari Rp383 miliar secara tahunan. Meningkatnya penjualan perseroan juga turut meningkatkan beban pokok penjualan perseroan 9,10 persen menjadi Rp4,15 triliun, dari Rp3,81 triliun.

Meski pos beban naik, produsen Semen Merah Putih masih mampu membukukan pertumbuhan laba bruto 39,24 persen menjadi Rp1,72 triliun, dari Rp1,23 triliun secara tahunan atau year on year (yoy).

Dengan kinerja tersebut, CMNT mampu mencetak pertumbuhan laba periode berjalan sebesar Rp333,7 miliar. Laba periode berjalan ini meroket 6.995 persen dibandingkan dengan kuartal III 2020 yang hanya sebesar Rp4,7 miliar.

Hingga kuartal III 2021, CMNT membukukan penurunan jumlah aset dari Rp19 triliun di akhir Desember 2020, menjadi Rp18,9 triliun di akhir September 2020. Jumlah liabilitas perseroan juga tercatat turun menjadi Rp14,6 triliun di 30 September 2021, dari Rp16,3 triliun di 31 Desember 2020.

Jumlah liabilitas jangka pendek sebesar Rp8,85 triliun dan jumlah liabilitas jangka panjang sebesar Rp5,76 triliun. Adapun jumlah ekuitas perseroan tercatat naik menjadi Rp4,29 triliun di sembilan bulan pertama 2021, dari Rp2,74 triliun sepanjang 2020.