JAKARTA - Perusahaan pengolahan minyak nabati, PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA) berhasil mencetak kinerja yang memuaskan sembilan bulan pertama tahun ini. Pertumbuhan kinerja produsen minyak goreng Sania dan Fortune ini didorong oleh peningkatan penjualan baik dari segmen domestik maupun ekspor.
Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Jumat 22 Oktober, perusahaan milik konglomerat Martua Sitorus ini meraup pertumbuhan penjualan neto sebesar 46,92 persen, dari Rp2,51 triliun pada akhir September 2020 menjadi Rp3,68 triliun di kuartal III 2021.
Penjualan bersih Wilmar hingga kuartal ketiga ini masih ditopang oleh penjualan domestik senilai Rp3,51 triliun. Jumlah itu melesat 47,55 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp2,38 triliun.
Penjualan ekspor Wilmar juga melonjak sebesar 35,01 persen, dari sebelumnya Rp125,80 miliar menjadi Rp169,85 miliar di periode sembilan bulan pertama tahun ini.
Adapun Wilmar tercatat membukukan peningkatan beban pokok penjualan sebesar 49,92 persen menjadi Rp3,43 triliun di kuartal III 2021. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu, beban pokok penjualan Wilmar hanya Rp2,29 triliun.
BACA JUGA:
Di samping itu, Wilmar mengalami kenaikan beban penjualan hingga 32,16 persen, dari semula Rp57,45 miliar menjadi Rp75,93 miliar. Namun, beban umum dan administrasi berhasil dipangkas sebanyak 1,76 persen menjadi Rp36,37 miliar hingga kuartal III-2021.
Alhasil, Wilmar berhasil meraup pertumbuhan laba periode berjalan 12,30 persen pada kuartal III 2021 menjadi Rp129,56 miliar. Padahal laba bersih Wilmar hanya sebesar Rp115,36 miliar di akhir September 2020 silam.