Marak Aksi Teror, Bagaimana Dampak pada Sektor Pariwisata?
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Tanah Air beberapa waktu lalu dibuat geger oleh sejumlah aksi terorisme yang menelan korban jiwa. Aksi tersebut akan berpengaruh pada rasa aman. Sementara, dalam recovery atau pemulihan pariwisata nasional pascapandemi COVID-19, rasa aman merupakan hal yang penting.

Lalu, bagaimana dampak aksi teror yang terjadi di Tanah Air terhadap sektor pariwisata? Pengamat pariwisata, Taufan Rahmadi mengingatkan rasa aman dalam menyiapkan recovery pariwisata nasional pascapandemi COVID-19 sangat penting. Karena itu, dia meminta pemerintah dalam hal ini Kemenparekraf untuk menciptakan rasa aman di daerah-daerah destinasi.

Lebih lanjut, dia mengatakan, tidak cukup dengan menerjunkan polisi pariwisata untuk menciptakan rasa aman. Taufan berharap faktor keamanan ini, lebih ditingkatkan dari biasanya. Sebab, sektor pariwisata menjadi satu dari sumber terbesar pendapatan negara.

Menurut Taufan, terlepas menjadi sumber utama pendapatan negara, sektor pariwisata menjadi kian penting mengingat rusaknya pariwisata dapat memberi efek negatif sektor lain yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Sebagai contoh, kata Taufan, kamera pengawas atau CCTV harus ditingkatkan secara kuantitas. Terlebih di lima destinasi wisata prioritas yang sedang diperjuangkan Presiden Joko Widodo sebagai usaha pemulihan pariwisata Indonesia.

"Langkah pertama, saya anggap segera dan penting bagi pemegang otoritas keamanan untuk menggandeng kemenparekraf, untuk meningkatkan rasa aman di destinasi wisata. Selebihnya melibatkan unsur masyarakat dari kalangan terbawah sampai ke jajaran paling atas. Kita gak boleh kecolongan lagi oleh aksi teror sekecil apapun," katanya dalam keterangan resminya, dikutip Selasa, 6 April.

Indonesia aman untuk dikunjungi wisatawan

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengaku telah menyambangi destinasi-destinasi wisata untuk memastikan keamanan pascaserangkaian aksi teror yang terjadi di Tanah Air.

"Untuk meyakinkan pasar bahwa Indonesia masih aman, seeing is believing. Saya datang sendiri ke destinasi-destinasi wisata dan kita membuktikan bahwa negara hadir, negara tegas, negara tidak takut," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Senin, 5 April.

Sandi, sapaan akrabnya mengatakan saat ini pihaknya justru mengajak agar semua bersama-sama bergandengan tangan secara optimistis bangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif serta tingkatkan kewaspadaan.

Setelah rangkaian peristiwa teror yang terjadi tersebut, Sandi mengatakan pemerintah semakin mempererat koordinasi dengan pihak keamanan terutama Polri terkait penanganan masalah tersebut. Hal ini karena isu tersebut sangat strategis dan fundamental.

Terkait dampak terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, Sandi mengaku masih mengkajinya. Sebab, hal tersebut sangat bergantung pada stabilitas keamanan.

"Saya ingin menyampaikan secara tegas disini bahwa kita tidak boleh gentar atau takut terhadap aksi-aksi teror yang terjadi, jangan takut, karena ketakutan masyarakat lah yang menjadi tujuan dari para pelaku teror," tuturnya.

Menurut Sandi, kolaborasi dengan pihak berwenang juga terus didorong dengan menggaungkan pesan bahwa Indonesia aman untuk dikunjungi para wisatawan terutama wisatawan nusantara. Termasuk meningkatkan kesiagaan untuk mencegah terjadinya teror lain.

Seperti diketahui, dua aksi terorisme kembali terjadi dalam rentang waktu berdekatan, yakni di Gereja Katedral Makassar dan Mabes Polri. Selain para pelaku terduga teroris yang tewas di tempat, beruntungnya tidak ada korban jiwa lain dalam dua peristiwa tersebut.

Aksi teror pertama adalah bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu, 28 Maret. Aksi itu dilakukan oleh pasangan suami istri berinisial L dan YSF. Aksi teror kedua berupa penembakan dilakukan oleh ZA di Mabes Polri, Rabu 31 Maret.