Bagikan:

JAKARTA - Pulau Phuket, Thailand yang menjadi salah satu destinasi wisata terkenal di dunia, bersiap untuk membuka diri, menjalankan kembali aktivitas pariwisata dan menerima turis asing. 

Ini dilakukan seiring dengan rencana vaksinasi COVID-19 di pulau tersebut, yang dilakukan dua bulan lebih cepat dari wilayah lain di Thailand. 

Rencananya, vaksinasi COVID-19 di Pulau Phuket akan diberikan kepada sekitar 460 ribu orang, mayoritas warga setempat. Ini terkait dengan keinginan untuk membuka kembali penerimaan turis asing yang sudah divaksinasi, tidak perlu melakukan karantina lagi.

"Jika kita dapat membangun kekebalan kawanan untuk 70 - 80 persen populasi di pulau itu, kita dapat menerima turis asing yang telah divaksinasi tanpa perlu karantina," kata Wakil Gubernur Phuket Piyapong Choowong melansir Reuters.

Diketahui, Pemerintah Thailand menargetkan 100 ribu wisawatan datang ke Phuket pada kuartal ketiga 2021. Kemudian, seiring dengan kemajuan program vaksinasi di seluruh dunia, lonjakan wisatawan diharapkan terjadi pada kuartal keempat. Target secara nasional, ada 6,5 juta pengunjung yang membelanjakan sekiat 11 miliar dolar Amerika Serikat pada akhir tahun.

Keberadaan bandara internasional di Phuket, membuat akses wisatawan lebih mudah, tanpa menimbulkan kekhawatiran risiko penularan virus corona bagi penduduk Thailand di wilayah lainnya. 

"Ini sebuah tantangan. Tapi itu akan berkontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB) sampai batas tertentu," kata Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand Yuthasak Supasorn.

"Kami tidak berharap turis akan datang seperti bendungan yang rusak, tetapi kami berharap memiliki pengunjung berkualitas dengan pengeluaran tinggi," sambungnya.

Yuthasak menambahkan, turis asing dari Eropa, Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat diharapkan kembali lebih dulu.

Pengeluaran turis asing menyumbang 11 - 12 persen dari PDB Thailand sebelum pandemi. Namun, pandemi COVID-19 memikul sektor ini, dimana 1,45 juta orang kehilangan pekerjaan. 

Sepanjang tahun lalu, hanya 6,6 juta turis asing yang mengunjungi Thailand dan menghabisnya sekitar 11 miliar dolar AS. Jauh berkurang dibanding 40 juta pengunjung yang menghabiskan 61 miliar dolar AS pada tahun 2019.

Diketahui, karantina ketat selam 14 hari untuk wisatawan asing, membantu Thailand mencegah penyebaran infeksi COVID-19, dengan hanya memiliki 29.100 kasus dan 95 kematian. Tetapi, ini menjadi hambatan besar bagi industri pariwisata Thailand. 

Program kreatif karantina di resor golf yang dimaksudkan untuk menarik wisatawan jangka panjang, gagal memenuhi target yang diharapkan.

Terpisah, analis pada Finansia Syrus Songklod Wongchai percaya, Thailand dapat melihat peningkatan pesat dalam pariwisata, mengutip contoh Maladewa yang telah melihat tingkat hunian hotel naik kembali ke 70 - 80 persen meskipun ada kasus virus.

"Permintaan pent-up mungkin kembali lebih cepat dari yang diharapkan. Saya pikir 'Land of Smiles' (Thailand) akan mulai tersenyum lagi," yakinnya.