JAKARTA - Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat pada merayakan libur Paskah atau yang dikenal dengan istilah Happy Easter, mulai Jumat, 2 April, hingga Minggu, 4 April, jumlah kunjungan di sejumlah destinasi wisata mengalami peningkatan signifikan dibanding akhir pekan sebelumnya.
"Ada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di sejumlah destinasi wisata di Sleman, ini dikarenakan adanya libur panjang selama tiga hari," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Suci Iriani Sinuraya dilansir Antara, Senin, 5 April.
Menurut dia, berdasarkan data yang masuk tingkat kunjungan di kawasan Kaliurang sebanyak 4.355 pengunjung, sedangkan tingkat kunjungan pada minggu sebelumnya pada 26-28 Maret 2021 sebanyak 386 pengunjung.
Begitu pula dengan tingkat kunjungan Kawasan Wisata Kaliadem juga mengalami peningkatan, pada libur Paskah atau yang dikenal dengan Happy Easter sebanyak 4.442 pengunjung. Sedangkan, kunjungan pada minggu sebelumnya sebanyak 437 pengunjung.
"Hal yang sama juga terjadi untuk kunjungan Gardu Pandang Kaliurang, jumlah kunjungan pada libur pada Paskah terjadi sedikit kenaikan menjadi sebanyak 559 pengunjung. Sedangkan kunjungan pada minggu sebelumnya sebanyak 484 pengunjung," katanya.
BACA JUGA:
Ia mengatakan beberapa destinasi lainnya di Sleman seperti Candi Ijo, Candi Sambisari juga mengalami sedikit peningkatan pengunjung pada Paskah, yaitu untuk Candi Ijo sebanyak 294 pengunjung dan Candi Sambisari sebanyak 483 pengunjung.
"Sedangkan kunjungan pada minggu sebelumnya yaitu untuk Candi Ijo sebanyak 216 pengunjung dan Candi Sambisari sebanyak 365 pengunjung," katanya.
Suci mengatakan sejak 1 April 2021 mulai diberlakukan penyesuaian tarif retribusi berdasarkan Peraturan Bupati Sleman Nomor 1.5 Tahun 2021. Penarikan retribusi tempat rekreasi juga sudah menerapkan e-ticketing yaitu untuk Kawasan Kaliurang, Kawasan Kaliadem, Candi Ijo, Candi Sambisari, dan Candi Banyunibo.
"Penggunaan e-ticketing diharapkan dapat memudahkan petugas penarik retribusi, pencatatan data dan laporan yang lebih tepat dan real time serta untuk penggunaan kertas yang lebih efektif dan efisien," katanya.
Ia mengatakan, walaupun terjadi peningkatan dibanding penerapan PTKM seminggu sebelumnya, namun destinasi wisata sudah siap dan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 di antaranya menyediakan sarana protokol kesehatan seperti thermogun, wastafel cuci tangan dan sabun cuci tangan, hand sanitizer, papan imbauan dan mengingatkan untuk selalu memakai masker dan menjaga jarak.
"Pelaksanaan prokes/SOP pada pelaksanaan operasional terbatas secara umum dilaksanakan dengan baik oleh pengelola destinasi," katanya.
Menurut dia, pihak manajemen atau kelompok masyarakat yang mengelola destinasi-destinasi di wilayah Sleman rata-rata sudah menyadari pentingnya konsistensi pelaksanaan prokes yang tidak hanya untuk melindungi wisatawan tetapi juga untuk melindungi karyawan/operator dan juga lingkunganya.
"Kami terus mengimbau pelaku pariwisata maupun usaha jasa pariwisata (UJP) untuk selalu mematuhi jam operasional dan melaksanakan prokes dengan baik dan konsisten," katanya.
Dari kegiatan monitoring dari Dinas Pariwisata maupun dari Tim Satgas COVID-19 akan menindak tegas menutup UJP maupun destinasi yang tidak mematuhi ketentuan sesuai instruksi bupati.