JAKARTA - PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) berencana penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau right issue sebanyak-banyaknya Rp9 triliun.
Mengutip keterbukaan informasi, Rabu, 18 September, emiten milik grup Djarum ini akan menggunakan dana tersebut untuk pembayaran pinjaman dan keperluan modal kerja Perseroan dan atau PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo).
Adapun Protelindo merupakan anak usaha yang 99 persen sahamnya dipegang TOWR.
Rencana Right Issue ini merupakan bagian dari upaya Perseroan untuk memperkuat struktur permodalan Perseroan dalam rangka meningkatkan kinerja dan pertumbuhan bisnis Perseroan dan/atau Protelindo. Dalam hal pemegang saham Perseroan tidak melaksanakan HMETD yang dimiliki olehnya dalam rencana PMHMETD, maka kepemilikan pemegang saham Perseroan tersebut akan terdilusi.
PMHMETD akan dilaksanakan sesuai dengan POJK No. 32/2015. Oleh karenanya, Perseroan harus telah memperoleh persetujuan RUPSLB yang akan diselenggarakan pada tanggal 25 Oktober 2024 atau tanggal lain yang ditetapkan sesuai peraturan yang berlaku.
BACA JUGA:
Apabila PMHMETD tidak memperoleh persetujuan dari RUPSLB, maka rencana tersebut baru dapat diajukan kembali 12 (dua belas) bulan setelah pelaksanaan RUPSLB.
Selanjutnya Perseroan akan menyampaikan Pernyataan Pendaftaran dan dokumen pendukungnya kepada OJK dan Pernyataan Pendaftaran tersebut harus telah memperoleh pernyataan efektif dari OJK sebelum PMHMETD dilaksanakan, dengan ketentuan jangka waktu antara tanggal persetujuan RUPSLB sampai dengan efektifnya Pernyataan Pendaftaran tidak lebih dari 12 (dua belas) bulan.
Sementara itu, harga saham TOWR pada penutupan perdagangan 17 September berada di posisi Rp845 per saham. Dalam 52 minggu terakhir, harga tertinggi berada di level Rp1.030 dan terendah di Rp660.