JAKARTA - Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengatakan saat ini Indonesia telah berhasil meraih kecukupan produksi mobil secara mandiri (swasembada) bagi pasar domestik.
Bahkan, dia menyebut produsen lokal sukses meningkatkan kinerja ekspor produksi yang mencapai 330.000 unit. Dalam catatannya, sekitar 70 persen hingga 80 persen menggunakan bahan baku lokal.
“Kalau ke luar negeri lalu melihat ada mobil Xpander, Isuzu Traga, atau kendaraan sejenis Daihatsu GranMax, itu semua dari Indonesia karena pabriknya hanya ada di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan pers, Senin, 29 Maret.
Yohannes menambahkan, iklim industri di Tanah Air semakin kondusif berkat inisiasi pemerintah yang memberikan insentif pajak untuk kendaraan bermotor.
“Pemerintah terus berupaya menggerakkan konsumsi masyarakat yang tertahan di masa pandemi melalui kebijakan strategis sehingga berperan menaikkan sisi permintaan terhadap kendaraan bermotor,” tuturnya.
Lebih lanjut, dari kapasitas produksi kendaraan sebesar 2,4 juta pertahun, Nangoi menjelaskan penjualan mobil biasanya mencapai 1,5 juta pertahun, yang terdiri dari 1,2 juta untuk domestik dan sekitar 330 ribu untuk diekspor.
Namun, imbas pandemi total penjualan pada 2020 anjlok menjadi hanya sekitar 700.000 mobil terdiri dari 530.000 untuk domestik dan 200.000 lainnya untuk pasar mancanegara.
“Memasuki 2021 penurunan penjualan mobil masih berlanjut. Jika kondisi tersebut terus berlanjut, bukan hanya PHK bisa terjadi, namun eksistensi bisnis sektor otomotif pun turut terancam,” ucapnya.
BACA JUGA:
Untuk itu dia mengapresiasi langkah Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani yang menggelontorkan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) kendaraan bermotor dengan estimasi nilai mencapai Rp2,99 triliun.
“Ini jelas dukungan pemerintah agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga mendorong perbaikan pada industri otomotif dan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional,” imbuhnya.
Sebagai informasi, pada 201 industri otomotif berkontribusi 3,98 persen terhadap PDB nonmigas. Sektor manufaktur dan padat karya ini menyerap tenaga kerja dalam jumlah cukup besar, yakni 1,5 juta orang pekerja langsung dan 4,5 juta tenaga kerja tidak langsung.
Rantai pasok sektor ini juga sangat luas. Terdapat kurang lebih 7.451 pabrik penghasil produk input untuk industri otomotif.