JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meresmikan pembentukan holding perusahaan baterai nasional untuk kendaraan listrik bernama Indonesia Battery Corporation (IBC).
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan bahwa holding terbaru ini disokong oleh empat perusahaan milik negara, yakni PT Aneka Tambang Tbk. (Antam), PT Pertamina, MIND ID, serta PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Adapun, komposisi saham yang disumbang oleh keempat entitas usaha tersebut mempunyai porsi yang sama, yakni masing-masing 25 persen.
“Kita memiliki nikel (bahan baku baterai) terbesar di dunia dengan 24 persen. Tentu dengan baterai mobil listrik ii Indonesia makin mendukung ekonomi hijau,” ujarnya, Jumat, 26 Maret.
Erick menambahkan, meski pembentukan ini masih berupa kesepakatan tertulis namun pemerintah telah mengantongi komitmen investasi dengan beberapa mitra kakap.
Dia mengungkapkan IBC tercatat sudah menjalin kerjasama dengan China's Contemporary Amperex Technology (CATL) dan LG Chem dari Korea Selatan dengan nilai investasi setara 17 miliar dolar AS.
BACA JUGA:
Dalam skema penerapan di lapangan, IBC akan membagi kerjanya dalam beberapa tahap. Sebagai langkah awal entitas holding itu bakal mengerjakan sejumlah proyek hulu seperti pembukaan lahan tambang.
Kemudian, dilanjutkan pada pembangunan dan pengembangan aktivitas pemurnian bahan baku (smelter), hingga pada pembukaan industri turunan produk baterai listrik.
Rencananya, kerja Indonesia Battery Corporation akan mulai digenjot secara optimal pada 2022 mendatang.
“Ini bukti bahwa kalau kita mau kita pasti bisa, sekaligus legitimasi untuk Indonesia,” tutup Erick.