Bagikan:

JAKARTA - PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) melalui anak usaha PT Asia Vision Network (AVN), perusahaan pemilik layanan digital streaming Vision+, telah membuat kesepakatan untuk merger dengan Malacca Straits. Dengan merger tersebut, maka valuasi perusahaan pro-forma diprediksi mencapai 573 juta dolar AS atau sekitar Rp8 triliun. 

Seperti diketahui, AVN merupakan perusahaan induk untuk Vision+, bisnis media Over-The-Top, dan MNC Play operator TV berbayar broadband dan Fiber Optic terbesar ke-3 di Indonesia. Sementara itu, MLAC adalah sebuah perusahaan akuisisi bertujuan khusus yang diperdagangkan secara publik yang dipimpin oleh CEO Kenneth Ng.

Kedua perusahaan sepakat untuk menuntaskan merger ini pada akhir kuartal II 2021 atau awal kuartal III 2021. Executive Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo mengatakan, merger ini menjadi momen yang penting bagi AVN dan akan memperkuat neraca perusahaan dengan potensi dana segar masuk mencapai 130 juta dolar AS.

Orang terkaya nomor 33 di Indonesia ini menyebut, ini tidak hanya akan membantu meningkatkan cash flow perusahaan, melainkan juga memperkuat posisi MNC Vision sebagai pemimpin bisnis di pasar OTT Indonesia.

"Kami memiliki kemitraan dengan pemain infrastruktur utama yang bisa memberikan keuntungan untuk mempertahankan model bisnis kami seiring persiapan yang kami lakukan untuk listing di pasar modal NASDAQ. Menjadi perusahaan yang listing di AS akan memberikan akses bagi kami untuk menumbuhkan modal sekaligus menjadi platform global terbaik di dunia," kata Hary Tanoe, dalam keterangan tertulisnya, dikutip, Selasa 2 Maret.

Ia menambahkan, dengan penetrasi media OTT yang baru mencapai 2 persen, Asia Vision Network dinilai memiliki posisi strategis dalam siklus pertumbuhan awal. Potensi tersebut ditopang oleh posisi Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia berdasar populasi dengan PDB mencapai lebih dari 1 triliun dolar AS dan populasi rata-rata berusia 31 tahun.

Selain itu, jangkauan MNC Media mencapai 50 persen pangsa pemirsa nasional pada siaran tv Free-to-Air (termasuk 53,5 persen pada di segmen prime-time), kemudian lebih dari 8 juta pelanggan TV berbayar, portal berita yang dimilikinya mencatatkan lebih dari 73 juta pengguna aktif bulanan, dan 217 juta subscriber/ follower di akun-akun media sosial milik MNC.

"Kombinasi AVN dan Malacca Straits diyakini akan membawa AVN masuk bursa NASDAQ, salah satu pasar modal besar di dunia. Langkah itu akan memperluas akses bagi investor global untuk memiliki perusahaan dengan pertumbuhan Over-The-Top (OTT) dan streaming tercepat di Indonesia," ungkap Hary Tanoe.

Senada, CEO Malacca Straits Kenneth Ng juga menyatakan senang bisa menyatukan AVN dan Malacca Straits. Sebagai Special Purpose Vehicle Company (SPAC), Malacca Straits sejak awal bertekad mencari perusahaan yang kuat, memiliki model bisnis yang teruji, dan potensi pertumbuhan yang signifikan. 

"Asia Vision Network merupakan perusahaan OTT, broadband, dan IPTV dengan jaringan kuat, terus tumbuh, dan sangat menguntungkan, dan merger dengan Malacca Straits akan memosisikan kita untuk tumbuh dalam jangka panjang serta berkelanjutan," katanya.