JAKARTA - Entitas PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV), yakni PT Asia Vision Network (AVN), membatalkan rencana merger dengan Malaca Straits Acquisition Company (MLAC). Padahal, MLAC merupakan special-purpose acquisition company (SPAC) atau perusahaan cangkang yang sudah terdaftar di Nasdaq, Bursa Saham Amerika Serikat (AS).
Alhasil, jalan bagi perusahaan milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo ini untuk masuk Bursa AS belum kesampaian. Corporate Secretary MNC Vision Network Muharzi Hasril menjelaskan sebetulnya proses transaksi merger AVN dan MLAC sudah dilakukan sejak semester II 2020, di mana pada saat itu, transaksi SPAC masih sangat diminati investor di Nasdaq.
"Namun, memasuki 2021, banyak sekali transaksi SPAC di Nasdaq, yang berpengaruh terhadap valuasi. Transaksi SPAC dianggap overcrowded," ujarnya dalam surat ke Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Minggu 19 September.
Muharzi melanjutkan, hal tersebut menyebabkan harga saham MLAC berada di bawah nilai nominal 10 dolar AS per saham. Di Nasdaq, per 16 September 2021, saham MLAC bertengger di posisi 9,92 dolar AS, turun 0,7 persen sejak awal tahun.
Setelah melalui penjajakan berbagai roadshow, MLAC dan AVN akhirnya sepakat untuk tidak melanjutkan transaksi. Hal lain yang melatarbelakangi keputusan di atas adalah makin bergairahnya investor di BEI terhadap perusahaan yang bergerak di bidang digital termasuk fokus bisnis AVN.
Sebelumnya, berdasarkan keterbukaan informasi BEI pada Rabu 26 Juni lalu, IPTV mengumumkan anak perusahaanya Asia VIsion Network (AVN) telah menyerahkan laporan registrasi konfidensial pada formulir F-4 ke SEC di AS, lembaga setara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia.
Penyerahan laporan tersebut berkaitan dengan merger yang dilakukan AVN dengan perusahaan blank check yang dibentuk untuk melakukan akuisisi yaitu MLAC yang telah terdaftar di pasar modal Amerika Serikat Nasdaq
BACA JUGA:
AVN pun mengharapkan AVN akan terdaftar di NASDAQ sebagai perusahaan induk baru Indonesia pada kuartal III 2021. Disebutkan bahwa kombinasi bisnis tersebut tunduk pada syarat dan kondisi penutupan yang berlaku, termasuk persetujuan dari pemegang saham MLAC.
Presiden Direktur MNC Vision Networks Ade Tjendra mengungkapkan bahwa langkah ini bertujuan untuk menciptakan peluang yang jauh lebih besar bagi pertumbuhan bisnis perseroan.
"Bersama dengan Malacca Straits, kami bertekad untuk membawa bisnis OTT (over the top) dan streaming dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia untuk terdaftar di Nasdaq, pasar modal terbesar di dunia," ungkap Ade saat itu.