Tips Jitu Memulai Investasi Reksa Dana bagi Pemula
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Dunia masih diselimuti oleh pandemi COVID-19 yang belum juga usai. Hal ini turut mendorong masyarakat mencari instrumen investasi untuk aset mereka agar tidak terpengaruh dan tidak tergerus oleh keadaan. Namun, jika tak memiliki cukup dana untuk memulai investasi, Anda bisa memilih reksa dana.

Reksa dana merupakan instrumen investasi yang terdiri dari berbagai aset di dalamnya, seperti saham, obligasi atau surat utang, dan deposito. Reksa dana juga bisa dibeli dengan dengan modal terjangkau mulai dari harga Rp100 ribu.

Dalam praktiknya, reksa dana mengumpulkan uang dari pemodal atau investor, dana yang dihimpun tersebut akan diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi (MI), supaya nilainya berkembang.

Sebagai contoh, Anda tak perlu modal puluhan juta untuk mulai berinvestasi di reksadana. Sistemnya sederhana, Anda hanya perlu menaruh sejumlah uang untuk membeli reksa dana, dan memilih jenis reksa dana yang diinginkan dan selanjutnya, manajer investasi lah yang akan mengelola investasi Anda.

Dikutip dari berbagai sumber, Selasa, 23 Maret, yang perlu dipahami jika Anda ingin memulai investasi reksa dana adalah return atau keuntungan yang dihasilkan tidak tergantung dari besar atau kecilnya nilai pembelian awal investor.

Artinya, dengan modal yang minim Anda bisa memiliki investasi reksa dana dan mendapatkan potensi keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk tabungan atau deposito bank.

Sebagai instrumen investasi, reksa dana juga mengandung risiko sehingga nilainya bisa naik atau turun dalam jangka pendek. Meski begitu, dibanding dengan instrumen investasi lainnya, risikonya tidak terlalu tinggi.

Namun, tak perlu khawatir karena produk ini resmi dan semua yang terkait seperti manajer investasi, bank kustodian dan agen penjualnya diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Jika Anda tertarik untuk memulai investasi reksadana, simak tips berikut ini:

1. Tentukan tujuan dan lama investasi

Sebelum Anda mulai membeli reksa dana, tentukan dulu apa tujuan Anda berinvestasi. Misalnya, untuk biaya pendidikan anak, membeli rumah impian di masa depan, biaya traveling ke negara impian, atau investasi untuk modal dana pensiun.

Tujuan investasi merupakan hal yang penting untuk memulai investasi. Sebab, tujuan ini akan berhubungan erat dengan jangka waktu investasi dan jenis reksa dana yang tepat untuk Anda. Selain itu, juga bisa digunakan sebagai motivasi Anda.

Berinvestasi reksa dana membutuhkan jangka waktu yang berbeda-beda. Ada yang untuk kurang dari setahun, 1-3 tahun, 3-5 tahun, dan lebih dari 5 tahun. Untuk jangka waktu kurang dari setahun, sebaiknya Anda memilih reksa dana pasar uang.

Sementara untuk investasi 1-3 tahun, Anda dapat memilih reksa dana pendapatan tetap. Sedangkan, untuk jangka waktu 3-5 tahun, gunakan reksa dana campuran.

Terakhir, untuk Anda yang menginginkan investasi jangka panjang, yakni lebih dari 5 tahun, gunakanlah reksa dana saham.

2. Pelajari jenis-jenis reksa dana

Setelah menentukan tujuan Anda berinvestasi, selanjutnya adalah pelajari jenis-jenis reksa dana. Terdapat empat jenis reksa dana yang bisa menjadi pilihan Anda untuk menginvestasikan uang di instrumen yang relatif aman ini.

Pertama, reksa dana pasar uang. Di mana seluruh uang ditempatkan di deposito, di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan juga di obligasi. Jatuh tempo reksa dana pasar uang ini kurang dari satu tahun. Jenis reksa dana ini juga cenderung lebih aman. Namun kembali lagi, karena risiko kecil maka keuntungannya pun juga relatif lebih kecil.

Kedua, reksa dana pendapatan tetap. Di mana dana dialokasikan ke obligasi minimal 80 persen. Keuntungan yang diperoleh pun lebih tinggi dan bisa mencapai lebih dari 10 persen per tahunnya. Artinya reksa dana ini memiliki risiko yang lebih rendah dibanding reksa dana saham dan campuran.

Ketiga, reksa dana campuran. Reksa dana ini menggunakan berbagai peraturan dari jenis-jenis sebelumnya. Sangat berisiko namun jika berhasil maka reksa dana akan menghasilkan keuntungan yang tinggi dan juga mengagumkan.

Tentunya meskipun menghasilkan dalam jumlah sedikit atau banyak, anda sebagai pemula haruslah berhati-hati dalam mengambil keputusan dan melakukan reksa dana agar tidak merugi.

Terakhir, reksadana index. Di mana jenis ini mirip dengan saham karena instrumen ini bisa diperjual-belikan di bursa yang disebut ETF (Exchange Traded Fund) dan harganya bisa berfluktuatif seperti saham. Namun reksa dana ini biasanya berisi index tertentu yang dikelola secara pasif, artinya tidak melakukan jual beli di bursa kecuali ada yang berlangganan baru atau penebusan.

3. Lihat kinerja historis

Setelah menentukan jenis reksa dana yang sesuai. Selanjutnya adalah melihat kinerja reksa dana yang dipilih. Kinerja dapat tercermin berdasarkan data historikal suatu reksadana seperti pergerakan Nilai Aktiva Bersih (NAB), return dan risiko. Makin panjang data historis yang dipergunakan untuk mengevaluasi, maka akan menghasilkan pertimbangan yang makin baik sebelum membuat suatu keputusan investasi.

Penilaian kinerja reksa dana dengan data historikal yang baik adalah minimal lima tahun. Jika kinerja suatu reksa dana selama lima tahun terakhir bagus dan hanya mengalami kerugian kecil di saat krisis, berarti Manajer Investasi yang mengelola produk tersebut memang handal dan reksa dana dimaksud patut investor pertimbangkan.

Jika Anda memilih reksa dana pasar uang, untuk mengetahui kinerja bisa dibilang bagus adalah kenaikannya di atas persentase kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan reksa dana sejenis lainnya (benchmark indeks reksa dana sejenis).

Meski begitu, hal yang juga perlu diperhatikan adalah kinerja masa lalu suatu reksa dana bukan cerminan atau kepastian kinerja di masa datang, tetapi hanya menjadi salah satu alat untuk membuat pertimbangan sebelum Anda memutuskan berinvestasi di reksadana.

Anda juga bisa membandingkan kinerja historis berbagai reksa dana sejenis yang ada di Indonesia. Perbandingan ini bisa dilihat berdasarkan jangka waktu tertentu sesuai kebutuhan kita

4. Seleksi produk dan manajer investasi

Sebelum memutuskan untuk membeli reksa dana, Anda harus mengetahui tidak hanya jenis reksa dana tetapi juga isi portofolio yang membentuk reksa dana tersebut. Selain itu, Anda juga perlu mengenal manajer investasi yang mengelola produk reksa dana itu.

Namun, Anda juga perlu mengecek perizinan dari produk reksa dana dan manajer investasi Anda apakah sudah terdaftar di OJK. Jika meragukan, Anda berhak untuk menolak tawaran berinvestasi. Pegecekan izin ini juga merupakan bentuk upaya preventif agar Anda tidak tertipu oleh bentuk investasi bodong atau abal-abal.

Investasi bodong ada dimana-mana, tidak memiliki izin karena tidak memenuhi standar dan persyaratan dalam mengelola investasi yang bersih dan sehat. Ciri utama investasi reksa dana bodong biasanya menawarkan keuntungan investasi yang sangat besar. Namun, bisa jadi risiko yang ditanggung juga besar.

Segala informasi yang berkaitan dengan suatu produk reksa dana, mulai dari manajer investasi, bank kustodian, hingga kebijakan investasi, telah tertera dalam prospektus reksa dana. Selain itu, ada juga fund fact sheet yang diperbaharui tiap bulan berisi tentang informasi dana kelolaan, isi portofolio dan pembanding kinerja reksa dana.

5. Pilih platform investasi

Setelah menentukan jenis reksa dana yang pas, selanjutnya adalah memilih platform reksa dana online yang menjual beragam produk reksa dana dari banyak manager investasi, jadi banyak pilihannya. 

Contoh platform supermarket reksa dana online seperti Bareksa.com, Ipotfund (PT Indo Premier Securities), Bukalapak, Bibit dan Tokopedia.

6. Disiplin

Setelah mempelajari semua terkait reksa dana dan memilih platform untuk memulai berinvestasi, langkah terakhir adalah disiplin. Karena, hal paling penting dalam berinvestasi adalah disiplin.

Apabila Anda telah menentukan tujuan, kita harus rutin untuk menyisihkan uang sesuai dengan perencanaan Anda di awal. Disiplin dalam jangka panjang memang terlihat sulit tetapi kalau sudah dibiasakan hal ini menjadi ringan dan tidak memberatkan.

Demi mencapai apapun tujuan keuangan Anda, disiplin harus diterapkan. Menyisihkan uang gaji di awal bulan untuk membeli reksa dana menjadi salah satu strategi agar bisa disiplin.