Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan cadangan pangan pemerintah (CPP) menjadi salah satu kunci ketahan pangan dalam negeri.

Pernyataan Arief tersebut menanggapi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mewanti-wanti perubahan iklim ekstrem akan berdampak buruk pada ketahanan pangan di dalam negeri.

“Salah satu kuncinya selain produksi adalah CPP,” tuturnya saat ditemui di Jakarta, Minggu, 28 Juli.

Karena itu, Arief mengaku pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk mengamankan dan memperkuat cadangan pangan pemerintah. Hal ini sesuai dengan mandat Perpres Nomor 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah.

Terdapat 12 komoditas pangan yang ditetapkan dalam CPP yakni, beras, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, daging sapi, daging kerbau, daging ayam, ikan, telur, gula pasir, dan minyak goreng.

Sementara, sambung Arief, BUMN Pangan yakni Perum Bulog dan RNI atau ID FOOD mendapatkan tugas untuk menunjang tercapainya 12 komoditas pangan yang masuk dalam CPP tersebut.

“Di Perpres Nomor 125 Tahun 2022, itu sudah diatur beras, jagung, kedelai kita berikan kepada Bulog. Sisanya itu, 6 dari RNI atau ID FOOD beserta perusahaannya,” jelasnya.

Arief mengatakan untuk meningkatkan CPP, Kementerian Keuangan telah memberikan dana pinjaman sebesar Rp28,7 triliun untuk BUMN pangan dalam hal ini Perum Bulog dan ID FOOD.

“Tentunya kita terima kasih kepada Bu Menkeu dan jajaran karena telah memberikan jaminan sekitar Rp28,7 triliun. Ini bagiannya yang Rp5 triliun di RNI atau ID FOOD, yang Rp23 triliun itu sisanya itu ada di Bulog,” jelasnya.

Saat ini, sambung Arief, stok cadangan beras pemerintah di gudang Bulog stabil di angka 1 juta ton, meski pemerintah telah melaksanakan bantuan pangan beras selama satu bulan sekitar 220.000 ton hingga 240.000 ton.

Arief mengatakan untuk mengamankan stok beras pemerintah, Bapanas juga telah menugaskan Bulog untuk menyerap setidaknya 600.000 ton gabah petani hingga akhir 2024.

“Saya baru saja menugaskan kembali Bulog untuk menyerap dalam negeri sebenyak 600.000 ton untuk meningkatkan cadangan pangan pemerintah bagi komersial maupun CBP supaya pada saat kita ganti tahun depan kita masih memiliki stok di atas 2 juta ton,” katanya.