Harga Bahan Pokok Naik Jelang Hari Raya, Bapanas: Karena Kita Tidak Punya Cadangan Pangan
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi (Foto: Mery Handayani)

Bagikan:

JAKARTA - Kenaikan harga bahan pokok (bapok) menjelang hari besar keagamaan nasional (KBKN) biasanya terjadi. Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkap hal ini terjadi karena Indonesia tidak memiliki cadangan pangan.

Seperti diketahui, saat ini umat muslim tengah bersiap untuk menjalankan ibadah puasa atau ramadan selama satu bulan dan Hari Raya Idulfitri 2023 pada April mendatang.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan setiap hari raya harga bahan pokok selalu meningkat, hal ini karena Indonesia tidak memiliki cadangan pangan pemerintah (CPP).

“Jadi kenapa setiap tahun seperti itu? ya karena enggak punya cadangan pangan pemerintah. Enggak ada cadangan pangan, sehingga itu yang jadi urgent bagi kita,” kata Arief kepada wartawan, ditulis Selasa, 21 Maret.

Saat ini, sambung Arief, Badan Pangan Nasional (Bapanas) sedang menyiapkan ekosistem CPP tersebut. Hal ini untuk mengatasi masalah berulang saat menjelang hari besar keagamaan.

“Memang sampai saat ini belum punya cadangan pangan pemerintah, makanya harus dibangun itu ekosistemnya. Kalau ekosistemnya belum baik, belum bisa dikerjakan, enggak bisa,” jelasnya.

Karena itu, menurut Arief, salah satu poin penting dalam membangun ekosistem CPP yang baik adalah koordinasi lintas sektor. Selama ini hal itu menjadi kendala.

“Perlu harmonisasi dengan Kementerian lain untuk pendanaan dan lain-lain, selama kita tidak punya cadangan ya akan kayak begini terus,” ucapnya.

Selain pasokan, menurut Arief, harga pangan juga perlu dijaga stabilitasnya. Misalnya, kata dia, dalam rentang waktu tiga bulan stabilisasi harga pangan perlu dijaga dengan fluktuasi perubahan 0,5 sampai 1 persen.

“Cadangan begini, jadi misalnya kita sudah tahu tiga bulan itu kita perlu berapa. Nah itu yang kita cadangkan 3 bulan sehingga harga (pangan) 3 bulan itu bisa flat. kalaupun ada ya paling bunga 0.5 sampai 1 persen, kalau dari 1.000, 1 persen cuma berapa,” ujarnya.