JAKARTA - Penyertaan Modal Negara (PMN) Tahun Anggaran 2025 dengan nilai Rp44,24 triliun untuk 16 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah disetujui oleh Komisi VI DPR.
Dari total PMN yang disetujui tersebut, BUMN kontruksi PT Hutama Karya (Persero) mendapatkan guyuran paling besar mencapai Rp13,8 triliun.
Menteri BUMN Erick Thohir bilang 90 persen PMN dialokasikan untuk pengerjaan sejumlah proyek strategi nasional (PSN) yang ditugaskan pemerintah.
Contohnya, sambung Erick, penugasan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera yang ditugaskan pemerintah kepada PT Hutama Karya (Persero). Dia bilang jika PMN tersebut disetujui maka pembangunan infrastruktur akan berlanjut di era pemerintahan yang akan datang.
“Jalan tol yang di Sumatera, tidak berhenti dibangun, masa hanya di Jawa saja. Ini bukan karena saya orang Lampung atau Sumatera, tapi keseimbangan pertumbuhan ekonomi di Indonesia ya harus berlanjut di semua pulau,” ucapnya di Jakarta, ditulis Kamis, 11 Juli.
Erick juga bilang selama lima tahun terakhir, PMN yang sebelumnya sangat bergantung kepada utang negara, kini dapat dibiayai dari capaian dividen.
“Selama ini yang tadinya PMN itu sangat bergantung dari utang negara kepada luar negeri, tetapi hari ini kita bisa yakin kan bersama-sama ini menjadi sebuah sustainability atau keberlanjutan ketika dividen bisa membiayai daripada untuk PMN itu sendiri,” jelasnya.
Berikut Daftar 16 BUMN yang Terima PMN 2025:
PT Hutama Karya (Persero) senilai Rp13,8 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk melanjutkan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Fase 2 dan 3.
Kemudian, PT Asabri mendapatkan PMN sebesar Rp3,61 triliun untuk perbaikan permodalan. Lalu, PT PLN sebesar Rp3 triliun dalam rangka program listrik desa.
Lalu, PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia sebesar Rp3 triliun untuk penguatan permodalan dalam rangka penjaminan KUR dan mendorong untuk melakukan penyesuaian kecukupan IJP KUR. Kemudian, PT Pelni mendapatkan PMN 2025 sebesar Rp2,5 triliun dalam rangka pengadaan kapal baru.
Selanjutnya, PT Bio Farma (Persero) sebesar Rp2,21 triliun dalam rangka fasilitas capex baru. Lalu, PT Adhi Karya sebesar Rp2,09 triliun dalam rangka pembangunan tol Jogja-Bawen dan Solo-Jogja.
BACA JUGA:
PT Wijaya Karya Tbk Rp2 triliun dalam rangka perbaikan struktur permodalan. Selanjutnya, PT LEN Industri Rp2 triliun untuk modernisasi dan peningkatan kapasitas produksi. Lalu, PT Danareksa Rp2 triliun untuk pengembangan usaha.
Kemudian, PT KAI Rp1,8 triliun untuk pengadaan trainset baru penugasan pemerintah. Lalu, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) sebesar Rp1,62 triliun dalam rangka modal kerja program Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
Selanjutnya, PT Pembangunan Perumahan Tbk Rp1,56 triliun untuk penyelesaian proyek Jogja-Bawen dan KIT Subang. Lalu, Perum Damri Rp1 triliun untuk penyediaan bus listrik.
Lalu, Perum Perumnas Rp1 triliun digunakan untuk restrukturisasi. Terakhir, PT INKA (Persero) Rp 976 miliar yang dialokasikan untuk pembuatan kereta KRL Jabodetabek.