JAKARTA - Stafsus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga memastikan penyertaan modal negara (PMN) yang diberikan untuk PT Hutama Karya (Persero) akan digunakan untuk pembangunan jalan tol.
Ia menjamin PMN tidak akan digunakan untuk membayar utang perusahaan pelat merah tersebut.
"Enggak ada. PMN itu HK untuk bangun jalan tol. Jelas penugasannya, bukan buat bayar utang dia. Dan jelas PMN dia disuruh tugasnya buat bangun jalan dari sini sampai ruas sini, jelas kok," ujar Arya kepada wartawan, dikutip Jumat, 23 September.
Seperti diketahui, Kementerian Keuangan mengusulkan tambahan PMN untuk BUMN Kontruksi, Hutama Karya senilai Rp7,5 triliun.
Sebelumnya, PMN 2022 untuk HK sendiri telah disetujui senilai Rp23,85 triliun.
Dengan tambahan anggara ini, maka jumlah PMN 2022 yang didapatkan Hutama Karya akan mencapai rekor tertinggi yakni Rp31,3 triliun.
Bahkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut anggaran ini setara dengan anggaran Kementerian Keuangan secara keseluruhan selama setahun.
Adapun dana ini digunakan sebagai tambahan untuk proses penyelesaian Proyek Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS).
Utamanya untuk Jalan Tol Sumatera tahap I. Progres pembangunan jalan tol yang menyangkut itu di antaranya Ruas Tol Binjai-Pangkalan Branda seksi 2 (Sabat-Tanjung Pura) sepanjang 26,2 km dan telah rampung 57 persen.
Kemudian, tol seksi 3 (Tanjung Pura-Pangkalan Brandan) sepanjang 18,9 km dan telah rampung 27,67 persen.
Hutama Karya juga mengejar menyelesaikan pembangunan Tol Sigli-Banda Aceh Seksi 1 (Padang Tidji-Seulimum).
Seksi 5 (Blang Bintang-Kutobaro) dan Seksi 6 (Kutobaro-Simpang Baitussalam) sepanjang 74,2 km.
Hutama Karya Merugi hingga 2026
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, Rionald Silaban menyebut bahwa jasa konstruksi, PT Hutama Karya (Persero) masih akan merugi hingga 2026. Bahkan, kerugian yang ditanggung bisa membengkak hingga Rp6 triliun di tahun tersebut.
"Keuangan Hutama Karya sampai 2026, masih diperkirakan di 2026 mengalami kerugian sebesar Rp6 triliun," katanya dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI.
BACA JUGA:
Rionald mengatakan, salah satu penyebab kerugian Hutama Karya adalah mulai beroperasinya Ruas Jalan Tol Trans-Sumatera, sehingga bunga pinjaman sudah mulai dihitung.
Sementara di sisi lain, ruas tol tersebut tidak menghasilkan pendapatan yang signifikan.
Adapun hingga akhir 2021, Hutama Karya menjadi salah satu BUMN konstruksi yang mencatatkan kerugian senilai Rp2,4 triliun. Kerugian yang dialami perusahaan pelat merah ini lebih bersar jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat Rp2 triliun.