Bagikan:

JAKARTA - Pengamat pasar modal Lucky Bayu Purnomo menilai langkah PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) menjual saham PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) dalam skema pelunasan seluruh utang Grup VIVA sebagai langkah yang cerdas dan inovatif di tengah-tengah perlambatan ekonomi akibat pandemi.

Menurut Lucky, aksi yang dilakukan perusahaan milik konglomerat Aburizal Bakrie ini tidak memberikan efek dilusi terhadap kepemilikan pemegang saham lainnya di MDIA serta tidak menyebabkan perubahan pengendalian terhadap MDIA dan entitas anaknya.

"Harga jual beli saham MDIA dilakukan di atas nilai buku. Utang dapat di-manage dengan baik dan kendali atas MDIA tetap berada di tangan VIVA," ujar Lucky, dikutip dari Antara, Selasa 16 Maret.

Lebih lanjut, penyelesaian utang secara komprehensif tersebut diharapkan akan memberikan manfaat yang signifikan kepada Grup VIVA, antara lain menngurangi kewajiban utang perseroan dan entitas anak dalam denominasi dolar AS sehingga menghilangkan risiko fluktuasi penurunan nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS dan biaya lindung nilai atau hedging.

Selain itu, posisi keuangan perseroan membaik dengan meningkatnya ekuitas perseroan karena jual beli saham objek dilaksanakan dengan harga Rp158 per saham, lebih tinggi dari nilai buku.

Lalu, neraca keuangan yang lebih sehat dan arus kas yang kuat akan memberikan keleluasaan kepada perseroan untuk mengembangkan bisnis di ranah media digital dengan memanfaatkan footprint dan inventory yang dimiliki ANTV dan tvOne.

Presiden Direktur PT Visi Media Asia Tbk Anindya Novyan Bakrie mengatakan, dengan level utang di PT Cakrawala Andalas Televisi (CATV) selaku entitas anak perseroan yang sangat "sustainable", Grup VIVA menjadi semakin lincah bergerak mengembangkan bisnis media digital via entitas anak perusahaan dan portofolio bisnis digital lainnya.

"Proses transformasi digital seluruh bisnis inti VIVA sudah kami mulai dan inisiatif diversifikasi konten-konten VIVA dan memperluas jangkauannya melalui berbagai platform digital untuk memanjakan konsumen milenial dan centennial akan diluncurkan dalam waktu dekat," ujar anak Aburizal Bakrie ini.

Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) menyetujui rencana perseroan untuk melakukan penjualan 39 persen saham di PT Intermedia Capital Tbk (MDIA), perusahaan induk stasiun televisi ANTV.

Besaran saham yang dilepas emiten media Grup Bakrie itu setara dengan 15,29 miliar saham kepada Reliance Capital International Limited (RCIL), pihak yang disetujui kreditur untuk melaksanakan jual beli saham tersebut.

Anindya Bakrie mengatakan penjualan saham MDIA tersebut dilakukan dengan nilai 171,8 juta dolar AS, setara dengan Rp2,43 triliun atau Rp158 per saham.

"Dengan diselesaikannya transaksi penjualan saham ini, VIVA akan menjadi perseroan bebas utang atau debt free company," ujar Anindya.

Transaksi penjualan saham MDIA merupakan bagian dari skema penyelesaian atau pelunasan seluruh utang Grup VIVA berdasarkan Debt Settlement Agreement (DSA) yang ditandatangani pada 22 Desember 2020 yang lalu.

Di dalam DSA, Grup VIVA dan para kreditur telah menyepakati hal-hal antara lain posisi akhir total pinjaman pokok VIVA yang terutang sebesar 239,77 juta dolar AS yang terdiri dari utang pokok berdasarkan Junior Facility Agreement sebesar 78,37 juta dolar AS dan utang pokok berdasarkan Senior Facility Agreement sebesar 161,39 juta dolar AS.

Sebagian utang senior facility yang menjadi tanggung jawab ANTV akan diselesaikan melalui fasilitas refinancing yang akan diperoleh ANTV dari perbankan nasional sebesar Rp960 miliar atau setara dengan 67,94 juta dolar AS (Cash Settlement) dengan asumsi kurs tukar Rp14.130 per dolar AS, kurs tengah Bank Indonesia per 10 Desember 2020.

Total utang pokok setelah dikurangi cash settlement sebesar 171,83 juta dolar AS atau setara dengan Rp2,43 triliun akan dibayarkan melalui transaksi penjualan saham MDIA. Kemudian, seluruh bunga dan biaya-biaya yang telah timbul dan belum dibayarkan sehubungan dengan Senior Facility dan Junior Facility dihapuskan.