JAKARTA - Bakrie Group menjadi salah satu konglomerasi yang cukup disegani di Tanah Air. Bagaimana tidak, kongsi usaha yang telah dirintis oleh Achmad Bakrie sejak era prakemerdekaan ini menjadi salah satu yang paling banyak mendiversifikasikan bisnisnya ke berbagai sektor.
Tercatat, Bakrie Group masuk ke beragam lini usaha mulai dari properti, investasi, hingga pusat hiburan dan rekreasi serta jaringan media nasional.
Kini, tongkat estafet kepemimpinan perusahaan telah sampai pada generasi ketiga. Jika sebelumnya Achmad Bakrie memberikan kepercayaan pada anaknya, yaitu Aburizal Bakrie, sekarang kepengurusan korporasi diemban oleh Anindya Bakrie dan Ardi Bakrie yang tak lain adalah cucu dari Achmad Bakrie.
Dua nama terakhir memang jadi sosok yang paling menonjol dalam usaha Bakrie Group saat ini. Terlebih, kakak beradik itu tercatat menjadi petinggi di PT Visi Media Asia Tbk. atau yang lebih dikenal dengan VIVA.
Sebagai informasi, VIVA adalah salah satu jaringan media dan pemberitaan terbesar di dalam negeri. Mengutip laporan keuangan perseroan pada 2020 lalu, Anindya Bakrie berposisi sebagai presiden direktur perseroan. Sementara sang adik, Ardi Bakrie, menjadi orang nomor dua dengan menempati jabatan wakil presiden direktur.
Kini, keluarga besar Bakrie sedang dirundung masalah hukum. Pasalnya, Ardi Bakrie kedapatan berurusan dengan pihak kepolisian karena diduga melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkotika.
Lebih lanjut, VIVA disebutkan masuk dalam industri media dengan subsektor industri penyiaran. Pada jajaran petinggi perseroan lain, nama mantan Ketua Umum Kadin Rosan Perkasa Roeslani serta Ilham Akbar Habibie tertera dalam profil perusahaan dengan posisi masing-masing presiden komisaris dan anggota komisaris.
Lalu untuk komposisi saham, entitas usaha dengan ticker VIVA itu dimiliki oleh Raiffeisen Bank International AG, Singapore Branch S/A PT Bakrie Global Ventura dengan porsi 12,04 persen.
Disusul DB Spore DCS A/C MDS PACTR Ltd OBO PT Bakrie GV (FA)-864134125 dengan menggenggam 10,88 persen. Sementara sisanya dimiliki oleh pihak lain dan juga masyarakat.
VIVA yang menaungi dua stasiun televisi nasional, yakni ANTV dan TVOne, melaporkan bahwa pada sepanjang 2020 mengalami rugi bersih Rp809,1 miliar. Bukuan tersebut lebih dalam dibandingkan dengan periode 2019 yang sebesar Rp540,9 miliar.
BACA JUGA:
Salah satu penyebab anjloknya kinerja VIVA adalah penurunan pendapatan usaha dari sebelumnya Rp2,1 triliun pada 2019 menjadi Rp1,8 triliun pada 2020.
“Penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia akibat pandemi juga berdampak pada turunnya belanja iklan pada tahun 2020 dibandingkan tahun 2019,” kata Presiden Komisaris VIVA Rosan Perkasa Roeslani dalam keterangannya di laporan tahunan perseroan.
Senada, Presiden Direktur VIVA Anindya Bakrie menyebut perseroan tidak memprediksi akan terjadinya pandemi sebagai variabel dalam penetapan target pendapatan dalam anggaran dan rencana kerja untuk tahun 2020 yang disusun pada tahun 2019.
“Dalam kenyataannya, pandemi justru menjadi faktor utama yang secara negatif mempengaruhi pendapatan, sehingga dengan sendirinya target perseroan di tahun 2020 menjadi tidak terpenuhi,” tuturnya.
Bisa dibilang, situasi yang dihadapi oleh Bakrie Group saat ini bukan perkara mudah. Apakah konglomerasi ini bisa segera keluar dari tekanan atau malah mengalami kutukan generasi ketiga perusahaan keluarga? Hanya waktu yang bisa menjawab.