JAKARTA - Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra memperkirakan pergerakan nilai tukar rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS pada pada hari ini dengan tembus ke level Rp16.300 per dolar AS.
Menurut Ariston, Rupiah masih mungkin dalam tekanan terhadap dolar AS hari ini karena, masih terkena efek ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS yang menyurut.
"Kini pelaku pasar sedang menantikan data penting AS nanti malam dan dinihari. Pasar mewaspadai data Inflasi konsumen AS bulan Mei dan pengumuman kebijakan moneter AS yang baru," ujarnya kepada VOI, Rabu, 12 Juni.
Ariston menjelaskan, data inflasi AS yang masih meninggi dan sikap the Fed yang masih mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan bisa mendorong penguatan dolar AS lagi.
Menurut Ariston, pada pagi hari ini dari China telah dirilis data inflasi konsumen yang menunjukkan deflasi di bulan Mei. Deflasi ini bisa berarti konsumsi di China menurun yang bisa diartikan negatif oleh pasar.
"Ini tentu bisa memberikan sentimen negatif ke aset berisiko termasuk rupiah," tuturnya.
BACA JUGA:
Ariston memperkirakan, pergerakan rupiah pada Rabu, 12 Juni berpotensi melemah ke arah Rp16.300-Rp16.330 dengan potensi support di kisaran Rp16.250.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Selasa, 11 Juni 2024, Kurs rupiah spot di tutup turun tipis 0,05 persen ke level Rp16.291 per dolar AS. Senada, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup melemah 0,03 persen ke level harga Rp16.295 per dolar AS.