Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengaku bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mencari UMKM agar bisa melakukan initial public offering (IPO) atau penawaran umum perdana saham.

“Saat ini, dari total 800-an perusahaan yang IPO, sekitar 33 perusahaan yang berasal dari UMKM. UMKM ini memiliki potensi besar (untuk berkembang),” ujar Teten dikutip dari ANTARA, Jumat, 3 Mei.

Adapun kriteria UMKM yang dapat masuk di papan akselerasi BEI adalah Usaha Mikro yang memiliki aset Rp50 miliar.

Teten menargetkan, 10 UMKM bisa melakukan initial public offering (IPO) hingga 2024.

Salah satu perusahaan yang sudah melantai, yaitu PT Platinum Wahab Nusantara Tbk. (TGUK).

Teten berharap langkah tersebut menjadikan UMKM dapat mempercepat ekspansi bisnis mereka.

Sedangkan UMKM yang asetnya di bawah Rp50 miliar, Teten menawarkan solusi melalui kerja sama dengan securities crowdfunding (SCF).

SCF merupakan metode pengumpulan dana dengan skema patungan yang dilakukan oleh pemilik bisnis atau usaha untuk memulai atau mengembangkan bisnisnya.

Nantinya investor bisa membeli dan mendapatkan kepemilikan melalui saham, surat bukti kepemilikan utang (obligasi), atau surat tanda kepemilikan bersama.

Dengan SCF, investor dan pihak yang membutuhkan dana dapat dengan mudah dipertemukan melalui suatu platform online.

Investor akan mendapatkan keuntungan dalam bentuk dividen atau bagi hasil dari keuntungan usaha tersebut yang dibagikan secara periodik.