JAKARTA - Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) Laksono Widodo mengatakan, perseroan telah memperoleh mandat untuk mengantarkan empat perusahaan menggelar Initial Public Offering (IPO) di pasar modal Indonesia pada 2024.
Keempat perusahaan tersebut memiliki aset berskala besar rentang antara Rp250 miliar sampai Rp350 miliar, yang terdiri dari berbagai sektor.
"Kita masih ada empat lagi di pipeline (antrean) IPO equity, sektornya itu adalah properti, ritel, dan health care (kesehatan)," ujar Laksono seusai peluncuran EBA-SP di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis 25 April.
Dari keempat perusahaan tersebut, lanjutnya, dokumen IPO beberapa perusahaan saat ini sudah dalam tahap masuk ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Sudah ada yang mau masuk OJK," ujar Laksono.
Ia memastikan perusahaan yang akan dibawa IPO oleh BRIDS tidak ada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ataupun entitasnya.
"Kan kita lagi nunggu pemerintahan yang baru ya pak," ujar Laksono.
Dalam kesempatan ini, BRIDS melakukan kerja sama dengan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF menghadirkan layanan transaksi produk Efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi (EBA-SP) Ritel melalui aplikasi online trading BRIGHTS milik BRIDS.
EBA-SP Ritel adalah produk investasi pendapatan tetap (fixed income) yang aman dengan rating idAAA dari Pefindo dan memiliki likuiditas instrumen investasi yang tinggi, sehingga nasabah dapat melakukan transaksi pembelian dan penjualan kapan saja tanpa harus menunggu hingga jatuh tempo.
BACA JUGA:
Produk EBA SP Ritel SMF yang akan dipasarkan oleh BRIDS adalah EBA SP BTN06A yang diterbitkan pada 2020 (kupon 6,5 persen per tahun), EBA SP BTN08A yang diterbitkan pada 2023 (kupon 6,65 persen per tahun), dan EBAS SP BRIS01A yang diterbitkan pada tahun 2023 (kupon 7 persen per tahun) dengan rating idAAA dari (Pefindo) dengan denominasi hanya Rp100.000.
“Dengan hadirnya produk EBA Ritel oleh SMF ini di aplikasi online trading BRIGHTS kami, tentunya akan semakin memperkaya pilihan produk investasi yang dapat diinvestasikan oleh nasabah kami, selain instrumen yang telah tersedia seperti saham, obligasi dan reksa dana saat ini, cukup hanya dari satu aplikasi saja,” ujar Laksono.