Bagikan:

JAKARTA - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Kabaparekraf) Angela Tanoesoedibjo mengungkapkan memajukan industri arsitektur berarti memajukan ekonomi kreatif.

“Saya mengapresiasi inisiasi Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) yang bekerja sama dengan PT CIS Exhibition, yang telah konsisten menyelenggarakan gelaran tahunan ARCH:ID. Kita berharap ini menjadi sebuah wadah yang baik untuk semua pemangku kepentingan. Dan jika kita bisa sama-sama memajukan industri arsitektur, sama halnya dengan kita memajukan ekonomi kreatif,” ujarnya dikutip dari ANTARA, Jumat, 23 Februari.

Menurut Angela, arsitektur sebagai salah satu subsektor ekonomi kreatif Indonesia memiliki kaitan erat dengan pariwisata.

Apabila sektor pariwisata berkembang, maka ekonomi kreatif juga turut berkembang.

Pemerintah melihat industri arsitektur ke depan sangat prospektif dan positif. Karena didukung juga oleh investasi pariwisata di Indonesia, yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

“Di tahun 2023, tercatat investasi pariwisata di Indonesia mencapai lebih dari Rp45 triliun. Kita harapkan gambaran ini bisa mendorong industri arsitektur. Karena kita melihat ada tren ke depan bahwa arsitektur sebagai daya tarik pariwisata,” kata Angela.

Potensi alam dan budaya lokal lanjutnya, yang ditunjang dengan kehadiran arsitektur dan desain interior yang memberikan kenyamanan dan nilai karya seni, pada akomodasi pariwisata. Seperti hotel, vila, hingga restoran, tentu akan menjadi magnet bagi wisatawan.

“Jadi bukan hanya sekadar gedung. Melainkan melalui bangunan-bangunan tersebut muncul suatu esensi budaya yang ditonjolkan, atau bahkan keunikan tiap daerah tergantung dimana bangunan itu didirikan. Tentu ini akan menjadi story telling yang kuat,” ujar Angela.

Sebelumnya, Angela membuka ARCH:ID 2024 yang merupakan pameran dan konferensi arsitektur terbesar dan paling bergengsi di Indonesia yang diselenggarakan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI).

Di kesempatan yang sama, perwakilan PT Tatalogam Group, Christi Pramudianti Wihardjono menerangkan, Domus Fastrtrack merupakan salah satu inovasi yang dikembangkan dengan teknologi canggih untuk berbagai aplikasi bangunan.

Mulai dari desain hingga proses manufaktur menggunakan bahan baja lapis berkualitas tinggi produksi PT Tatalogam Lestari.

Dengan software mereka yang terus upgrade, material baja lapis dipotong sesuai desain yang sudah ditentukan sehingga produk yang dihasilkan hampir tidak menyisakan limbah produksi.

“Domus Fastrack adalah sistem membuat rumah prefabrikasi ramah lingkungan yang telah banyak digunakan untuk komersial, perumahan dan banyak bangunan lain. Dengan kelebihan, tanpa waste dan didesain menggunakan teknologi tinggi sehingga sangat presisi dan sangat cepat dalam perakitannya. Contohnya dalam proses pembangunan instalasi modular artistik ‘Halaman’ ini, dari desain masuk hingga produk terinstal hanya membutuhkan waktu 1-2 minggu saja,” terang Christi.

Dengan berbagai kelebihannya itulah, Christi berharap teknologi Domus Fastrack dapat dimanfaatkan oleh para arsitektur Tanah Air untuk berkarya sesuai dengan kreatifitasnya sehingga dampaknya ke depan, industri arsitektur juga dapat membantu mewujudkan target pemerintah dalam meningkatkan sektor pariwisata di Indonesia.