Bagikan:

JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) optimis pasar modal 2024 dan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan tetap positif di tengah gelaran pemilihan umum (Pemilu) pada 2024.

Hal ini didukung oleh membaiknya kondisi pasar yang didorong sentimen global.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menuturkan, secara historis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pertumbuhan selama periode Pemilu.

“Kita tidak bicara indeks saat tahun politik tapi berbagai kondisi ekonomi seperti motgage crisis, China trade war, dan risiko resisi dan inflasi. Bursa itu banyak fllutuasi harga, tapi di jangka waktu panjang, lebih dari 5 tahun trennya positif," ujar Iman dalam Konferensi Pers Peresmian Penutupan Perdagangan BEI 2023, Jumat, 29 Desember.

Secara historis, hingga 28 Desember 2023, IHSG tumbuh 6,62 persen secara year on year (yoy).

Sementara pada gelaran Pemilu tahun 2019 lalu, IHSG telah menguat 1,70 persen.

Sedankan pada tahun 2014, pertumbuhan IHSG mencapai 22.29 persen.

Pada gelaran Pemilu 2004, IHSG tumbuh 44,56 persen (yoy). Kemudian IHSG naik pada 2009 sebesar 88,98 persen secara tahunan.

Iman berharap, kinerja IHSG pada tahun depan akan terus naik seiring dengan tingginya konsumsi masyarakat pada tahun politik mendatang.

Selain itu, kinerja para emiten bisa bertumbuh, terutama perusahaan yang berasal dari sektor konsumsi, komunikasi dan perbankan.

“Tentu kita harap di tahun politik akan ada peningkatan kinerja emiten yang tumbuh positif di sektor konsumsi, sektor komunikasi dan perbankan, ini karena peningkatan konsumsi karena ada Pilpres,” katanya.

Di sisi lain, net buy asing juga mengalami pertumbuhan pada Pemilu 2009, investor asing mencatatkan net buy senilai Rp13,29 triliun.

Angka itu terus meningkat pada 2014 yang mencetak net buy asing sebesar Rp42,60 triliun.

Terakhir pada 2019 net buy asing mencapai Rp49,20 triliun.

Adapun hingga 28 Desember, investor asing masih mencatatkan net sell Rp7,06 triliun.

Namun, Iman tetap optimistis masih ada peluang asing untuk mencetak net buy kembali.

"Memang sekarang masih net sell, tetapi kalau dibandingkan transaksi obligasi pasar modal Indonesia masih mengalami pertumbuhan," jelasnya.

Sebagai informasi, untuk tahun depan BEI juga menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) senilai Rp12,25 triliun.

Angka tersebut naik 14 persen dari angka revisi dan realisasi tahun ini yang berada di angka Rp10,75 triliun.