Bagikan:

JAKARTA - Kepala Departemen Perizinan Pasar Modal OJK, Luthfy Zain Fuady menyampaikan hingga 22 Desember 2023 total nilai dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksa dana mengalami penurunan 2,39 persen menjadi Rp807,75 triliun, dibandingkan tahun lalu total AUM sebesar Rp827,54 triliun.

Sementara, nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana per 22 Desember 2023 sebesar Rp494,56 triliun. Angka itu turun 2,04 persen dibandingkan tahun lalu sebesar Rp504,86 triliun.

Selain itu, jumlah produk reksa dana juga menurun 12,36 persen (ytd) menjadi sebanyak 1.858 produk, dibandingkan sebelumnya sebanyak 2.120 produk.

Kemudian, Indeks Obligasi Indonesia (ICBI) meningkat 8,51 persen (ytd) menjadi di level 374,20, dari sebelumnya berada di level 344,78.

Adapun, kapitalisasi pasar (market cap) pasar modal Indonesia mencapai Rp11.762 triliun per 28 Desember 2023 atau naik 23,82 persen (ytd) dibandingkan tahun lalu sekitar Rp9.499 triliun.

Adapun, penghimpunan dana di pasar modal Indonesia mencapai Rp 247,06 triliun hingga 28 Desember 2023. Selanjutnya, penghimpunan dana Securities Crowd funding (SCF) sebesar Rp1,04 miliar, dengan total jumlah penerbit sebanyak 493 penerbit.

Selain itu, pasar modal Indonesia pada 2023 kedatangan 79 perusahaan tercatat baru yang telah melangsungkan Initial Public Offering (IPO), dan berhasil menghimpun dana sebesar Rp54,14 triliun.

Selanjutnya, jumlah investor di pasar modal Indonesia mencapai 12,15 juta investor hingga 28 Desember 2023 atau naik 17,16 persen (ytd), dibandingkan akhir 2022 sebesar 10,31 juta investor.

Luthfy mengatakan jumlah tersebut terdiri dari jumlah investor saham dan surat berharga lainnya sebanyak 5,25 juta, reksa dana sebanyak 11,40 juta, dan surat berharga negara atau SBN sebanyak 1 juta.

Menurut Luthfy faktor turunnya AUM dan NAB reksa dana berasal dari, jumlah produk yang sudah kontrak investasi kolektif, maturity dan adanya pengaruh undang-undang Cipta Kerja.

“Serta adanya pembatasan kebijakan yang dilakukan oleh OJK terhadap beberapa manajer investasi dalam hal membuat produk baru itu yang jadi perkiran penyebab AUM turun,” katanya dalam ‘Konferensi Pers Penutupan Perdagangan BEI 2023’ pada Jumat 29 Desember.

Luthfy menjelaskan terkait alternatif penyimpanan dana nasabah, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) telah mengembangkan Investor Fund Unit Account (IFUA) untuk instrumen reksa dana.

Pemanfaatan IFUA sebagai alternatif penyimpanan dana nasabah pasar modal ini bertujuan untuk memudahkan investor khususnya individu, mulai dari pembukaan rekening investasi, saat melakukan transaksi hingga penyelesaian transaksi.