Rupiah Berpotensi Menguat saat Dolar AS Lesu
Dolar AS (Foto: dok unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada hari Kamis 7 Desember 2023 diperkirakan akan bergerak menguat di tengah pelemahan dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Rabu 6 Desember, Kurs rupiah spot menguat 0,07 persen ke Rp15.494 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jisdor ditutup stagnan kdi level harga Rp15.504 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan data JOLTs menunjukkan lowongan pekerjaan di AS menurun pada bulan Oktober, meningkatkan harapan akan pendinginan berkepanjangan di pasar tenaga kerja yang dapat membatasi ruang bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam waktu yang lebih lama.

"Meskipun pasar yakin bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lagi, ketidakpastian mengenai kapan tepatnya bank sentral akan mulai menurunkan suku bunga pada tahun 2024 masih menjadi faktor utama ketidakpastian. Gagasan ini memberi dolar beberapa dukungan dalam beberapa sesi terakhir, begitu pula antisipasi pembacaan nonfarm payrolls pada hari Jumat," Jelasnya dalam keterangan resminya Kamis 7 Desember.

Ibrahim menyampaikan perekonomian AS tetap tangguh, sehingga diperkirakan akan menjaga inflasi tetap stabil, sementara pasar tenaga kerja juga mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk mereda dibandingkan perkiraan.

Para pedagang memperkirakan kemungkinan lebih dari 50 persen bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya paling cepat pada bulan Maret 2024. Namun bank sentral sebagian besar mempertahankan retorikanya yang lebih tinggi untuk jangka panjang.

Dari dalam negeri, tingkat inflasi pada Desember 2023 diperkirakan akan meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Salah satu penyebabnya adalah event Natal dan tahun baru, jadi secara siklus inflasi di akhir tahun kecenderungan naik, terutama pada produk yang sifatnya bahan pangan.

Oleh karena itu, Pemerintah diminta mewaspadai inflasi pangan terutama karena Indonesia baru mengalami badai El Nino yang dapat mengurangi pasokan bahan pangan. Di samping itu, pemerintah juga diminta mewaspadai inflasi karena peningkatan permintaan di tengah penyelenggaraan kampanye menuju pemilihan umum pada 2024.

Adapun bantuan sosial (bansos) yang akan digelontorkan oleh pemerintah dinilai tidak dapat secara signifikan mengatasi inflasi, tapi bisa mengurangi dampak inflasi terhadap daya beli masyarakat berpenghasilan rendah. Ketika inflasi menghantam atau menggerus daya beli Masyarakat, maka pemerintah juga diminta untuk memastikan bahwa bansos terdistribusi dengan baik dan tepat sasaran ke masyarakat bawah.

Bank Indonesia menyebut inflasi terjaga sebagai hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi antara Bank Indonesia dan Pemerintah pusat serta Pemerintah daerah melalui Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Daerah.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Kamis 7 Desember dalam rentang harga Rp15.460- Rp15.550 per dolar AS.