JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat pada perdagangan Jumat 18 September. Rupiah dibuka menguat 78 poin ke level Rp14.755 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, pagi ini terlihat dolar AS melemah terhadap mata uang regional karena pasar meragukan kelanjutan pemulihan ekonomi AS.
"Itu setelah data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS masih dirilis cukup besar di kisaran 860 ribu klaim yang artinya pengangguran masih besar karena pandemi," ujar Ariston kepada VOI.
Menurutnya, rupiah berpotensi menguat hari ini karena sentimen tersebut. Suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate yang ditahan juga membantu penguatan rupiah karena perbedaan yield yang masih besar.
"Rupiah hari ini berpotensi kisaran USDIDR hari ini di Rp14.750-14.900 per dolar AS," ujarnya.
Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang Asia lainnya. Won Korea Selatan memimpin penguatan mata uang Asia terhadap dolar AS dengan kenaikan 0,79 persen.
Disusul rupiah yang menguat 0,53 persen, dolar Taiwan menguat 0,41 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,27 persen. Selanjutnya peso Filipina menguat 0,21 persen, baht Thailand menguat 0,16 persen, yuan China menguat 0,06 persen dan dolar Singapura menguat 0,02 persen terhadap dolar AS.
Sementara itu, rupee India dan yen Jepang melemah terhadap dolar AS dengan pelemahan masing-masing 0,17 persen dan 0,04 persen.