Bagikan:

JAKARTA - PT RMK Energy Tbk (RMKE) mengumumkan penurunan pendapatan akibat koreksi harga batu bara di tahun 2023.

Pada Triwulan III, RMKE mencatat penurunan pendapatan usaha sebesar 3,4 persen yoy dan meraup Rp1,8 triliun. Jumlah ini maish jauh dari target perusahaan yang membidik pendapatan sebesar Rp3,2 triliun di akhir tahun 2023.

Direktur Keuangan RMKE, Vincent Saputra mengatakan, pihaknya melakukan beberapa opsi untuk kembali meningkatkan pendapatannya hingga akhir tahun ini.

"Memang koreksi harga komoditas ini cukup berpengaruh ke kami dari sisi segmen penjualan batu bara," ujarnya dalam konferensi pers secarta daring, Kamis, 2 November.

Langkah yang diambil RMKE adalah antara lain tetap berfokus pada segmen penjualan batu bara namun tetap mengoptimalkan sisi jasa angutan batu bara seperti yang selama ini telah dilakukan perseroan.

Asal tahu saja, pendapatan usaha RMKE dari jasa tumbuh sebesar 59,1 persen yoy menjadi Rp620,5 miliar pada kuartal III.

Meski ada normalisasi harga batu bara, Vincent yakin perusahaannya dapat mencapai target seperti yang sudah dicanangkan perseroan di awal tahun.

Vincent menambahkan, yang menjadi tantangan utama RMKE buklah penurunan harga batu bara melainkan penyelesaian sanksi administratif dari Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan (KLHK) akibat pencemaran udara dari debu batu bara.

"Yang memang tantangan utama kita bukan di normalisasi harga, tapi untuk menyelesaikan sanksi administrasi sehingga operasi kami bisa kembali normal," beber Vincent.

Ia menuturkan jika target bongkaran kereta, muatan tongkang dan produksi batubara in-house masih belum optimal karena terdampak proses pemenuhan kewajiban sanksi administratif atas pencemaran lingkungan ke KLHK, namun Perseroan optimis dapat mengejar target 2023 pada sisa tahun berjalan karena saat ini Perseroan sedang proses finalisasi pemenuhan kewajiban sanksi administratif dan fokus membenahi dan mengendalikan pencemaran lingkungan.

"Memang itu yang coba kita selesaikan dalam waktu dekat. Begitu itu terselesaikan, harapannya target kita yang Rp3,2 triliun tersebut bisa tercapai di tahun ini," pungkas Vincent.