Bagikan:

JAKARTA - PT PLN (Persero) melalui PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bandengan, UID PLN Jakarta Raya berhasil melakukan 100 persen penggantian kWh meter pascabayar menjadi 'smart meter' Advanced Metering Insfrastrukture' (AMI).

General Manager PLN UID Jakarta Raya Lasiran mengatakan, sebanyak 175.100 'smart meter' telah dipasang menggantikan kWh meter pascabayar yang lama.

"Dalam kurun waktu 125 hari, proses pengggantian 'smart meter' AMI di PLN UID Jakarta Raya terlaksana dengan baik," ujar Lasiran dalam keteangan kepada media, Selasa, 31 Oktober.

Ia menjelaskan, dengan kehadiran 'smart meter' AMI, penggunaan energi listrik pelanggan dapat dilakukan dan diketahui PLN dari jarak jauh. Sistem komunikasi digital ini membuat hasil baca meter menjadi lebih akurat dan akan lebih menjaga privasi pelanggan.

"Sebelumnya, PLN mencatat pemakaian listrik konsumen secara manual dengan mendatangi rumah ke rumah," imbuh Lasiran.

Salah satu pelanggan PLN, Tri, mengaku sangat senang dengan program penggantian 'smart meter' AMI ini, karena dirinya kini tidak perlu takut kalau kWh meter dirumahnya tidak terbaca.

"Sekarang setiap bulan tidak ada lagi yang datang catat meter ke rumah. Jika ada padam listrik di rumah, PLN juga langsung mengetahuinya. Terima kasih PLN," ungkap Tri.

Untuk informasi, 'Smart meter' AMI telah didukung dengan sistem komunikasi dua arah antara PLN dan pelanggan yang berbasis 'Internet of Things' (IoT) sehingga bisa mengukur secara 'real time' Selain akurat dan privasi yang lebih terjaga, keunggulan Smart Meter AMI lainnya adalah monitoring pemakaian energi listrik oleh pelanggan dapat dilakukan secara real time.

PLN juga dapat lakukan deteksi dini pemadaman dan gangguan sehingga lebih cepat teratasi. Smart Meter AMI bisa terintegrasi dengan layanan PLN lainnya melalui PLN Mobile.