Bagikan:

JAKARTA - Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan, penyelesaian Tol Serang-Panimbang mengalami sedikit keterlambatan. Hal ini dikarenakan adanya kekurangan anggaran untuk pembangunan proyek tol tersebut.

"Serang-Panimbang itu, kan, ada kekurangan anggaran sekitar Rp5 triliun. Jadi, memang agak slow down (pembangunannya)," kata Hedy usai ditemui dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, pada Rabu, 6 September.

Hedy mengatakan, dengan adanya kekurangan anggaran tersebut, pihaknya akan mencari pinjaman lewat pembiayaan dalam negeri (loan) untuk bisa melanjutkan proyek tol tersebut.

"Karena begini, yang seksi 2 itu dibuka, kalau yang seksi 3nya enggak selesai, kan, percuma," ujarnya.

Meski begitu, lanjut Hedy, pihaknya akan mengupayakan secepat mungkin untuk mendapatkan pinjaman pembiayaan tersebut, sehingga sisa pembangunan Tol Serang-Panimbang yang seksi 3 bisa terselesaikan.

"Kami sedang mencari pembiayaannya, tetapi insyaallah tahun depan akan mulai konstruksi yang sisa dari seksi 3," imbuhnya.

Adapun jalan tol yang ada di Provinsi Banten ini akan semakin mendorong peningkatan perekonomian masyarakat di wilayah Banten, khususnya melalui sektor industri dan pariwisata.

Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), pembangunan infrastruktur Jalan Tol Serang-Panimbang memiliki total panjang 83,67 km.

Pembangunan infrastruktur Jalan Tol Serang-Panimbang dilaksanakan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan nilai total investasi sebesar Rp8,58 triliun.

Nantinya, Jalan Tol Serang-Panimbang akan melintasi beberapa kabupaten di Provinsi Banten, seperti Serang, Lebak, dan Pandeglang dan tersambung dengan Tol Jakarta-Merak.

Selain itu, jalan tol ini akan mendukung akses menuju kawasan pariwisata Banten dan sekitarnya, seperti Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Tanjung Lesung dan Taman Nasional Ujung Kulon.