JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat, 3 Januari 2025 diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, pada hari Kamis, 2 Januari 2025, Kurs rupiah spot di tutup melemah 0,41 persen ke level Rp16.198 per dolar AS. Sementara itu, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup turun 0,49 persen ke level harga Rp16.236 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan Donald Trump telah berjanji untuk mengenakan tarif tambahan pada China, yang diperkirakan akan memicu potensi perang dagang AS-China tahun ini setelah Trump menjabat akhir bulan ini.
"Selain itu, pertemuan Federal Reserve pada bulan Desember mengisyaratkan lebih sedikit pemotongan pada tahun 2025 karena inflasi tetap menjadi perhatian utama, yang selanjutnya meredam prospek pasar Asia," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Jumat, 3 Januari.
Ibrahim menyampaikan aktivitas manufaktur Tiongkok mengalami pertumbuhan yang lebih lemah dari yang diantisipasi pada bulan Desember, menurut data indeks manajer pembelian swasta (PMI) yang dirilis pada hari Kamis, yang menunjukkan bahwa dampak dari langkah-langkah stimulus baru-baru ini memudar.
"Hasil PMI Caixin mengikuti data pemerintah awal minggu ini, yang juga mengindikasikan bahwa sektor manufaktur berkembang pada bulan Desember tetapi dengan kecepatan di bawah ekspektasi," jelasnya.
Sementara dari dalam negeri, Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur Indonesia kembali ekspansif usai berada di zona kontraksi selama 5 bulan beruntun.
Berdasarkan laporan terbaru S&P Global, PMI manufaktur Indonesia menguat ke level 51,2 pada Desember 2024 dari sebelumnya terkontraksi di 49,6 pada November 2024. Indeks kinerja manufaktur ini merupakan yang tertinggi sejak Mei 2024.
Ibrahim menyampaikan kenaikan PMI tersebut didorong oleh kenaikan volume produksi dan permintaan baru secara bersamaan dan secara keseluruhan, produksi naik pada tingkat sedang.
Namun, Ibrahim menyampaikan, permintaan pasar secara umum dilaporkan menguat, baik di dalam maupun luar negeri.
Serta volume penjualan ekspor baru naik, meski marginal, untuk pertama kali hanya dalam waktu kurang dari 1 tahun.
Menurut Ibrahim, perekonomian manufaktur Indonesia berakhir pada tahun 2024 dengan catatan positif. Ekspansi untuk pertama kali sejak pertengahan tahun menunjukkan bahwa penjualan dan output naik.
Ibrahim menyampaikan terlebih lagi, besar harapan bahwa tren positif ini akan berlanjut. Dan banyak perusahaan optimistis produksi naik pada tahun ini, karena kondisi makro ekonomi stabil dan daya beli klien membaik sehingga lapangan kerja dan aktivitas pembelian naik.
BACA JUGA:
Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi mencapai 0,44 persen (month to month/mtm) dan 1,57 persen (year on year/yoy) pada Desember 2024. Inflasi tahunan (yoy) yang tercatat pada Desember juga menjadi inflasi pada tahun berjalan.
Dengan hanya mencatat inflasi 1,57 persen, inflasi 2024 akan menjadi yang terendah dalam sejarah Indonesia. Sebagai catatan, inflasi terendah yang pernah dicatat BPS sebelumnya adalah pada 2020 yakni 1,68 persen.
Ibrahim menyampaikan rendahnya inflasi 2024 disebabkan sejumlah faktor mulai dari melemahnya daya beli serta melandainya harga bahan pangan pokok setelah terbang pada 2022 dan 2023.
Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Jumat, 3 Januari 2025 dalam rentang harga Rp16.180 - Rp16.270 per dolar AS.