JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mendorong PT Freeport Indonesia untuk melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Perusahaan tambang itu memang sudah lama digadang-gadang untuk go public. Namun belum teralisasi hingga saat ini.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna mengatakan bahwa secara umum bursa terus memantau perusahaan-perusahaan yang punya potensi untuk mencatatkan sahamnya.
Lebih lanjut, Nyoman mengatakan bursa juga mengajak diskusi perusahaan-perusahaan yang dinilai layak untuk IPO. Salah satunya adalah PT Freeport Indonesia.
“Misalnya, kami dengan Mandiri sekuritas akan menggali potensi perusahaan-perusahaan layak IPO diseluruh Indonesia. Termasuk Freeport,” katanya kepada wartawan, Jumat, 7 Juli.
Pada kesempayan ini, Nyoman juga mengapresiasi keberhasilan pemerintah dalam memenangkan saham Freeport. Seperti diketahui, Freeport sebelumnya menguasai tambang Grasberg di Papua sejak 1991.
Ia pun berharap setelah dikuasai pemerintah, Freeport bisa melantai di BEI. Hal ini agar masyarakat juga dapat mengawasi perusahaan tambang ini.
BACA JUGA:
Sekadar informasi, Freeport Indonesia merupakan pemegang konsensi area tambang Grasberg dengan cadangan mencapai 4 miliar ton.
Saat ini, 48,8 persen porsi saham Freeport Indonesia dipegang oleh Freeport-Mc Moran Inc, dan 51,23 persen dikuasai Inalum.
Namun, kepemilikan Inalum secara langsung sebesar 26,2 persen dan 25 persen dipegang perusahaan patungan Inalum dan Pemerintah Daerah Papua yakni PT Indonesia Papua Metal Mineral.