JAKARTA - Direktur Utama PT Freeport Indonesia, Tony Wenas membantah isu perusahaan yang dipimpinnya akan melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.
"Enggak ada (rencana IPO)," ujar Tony kepada media yang dikutip Sabtu 22 Juli.
Tanggapan singkat Tony ini mematahkan penyataan Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna yang mengungkapkan pihaknya mengajak diskusi perusahaan yang dinilai layak untuk IPO. Salah satunya adalah PT Freeport Indonesia.
“Misalnya, kami dengan Mandiri sekuritas akan menggali potensi perusahaan-perusahaan layak IPO diseluruh Indonesia. Termasuk Freeport,” katanya kepada wartawan, Jumat, 7 Juli.
Pada kesempayan ini, Nyoman juga mengapresiasi keberhasilan pemerintah dalam memenangkan saham Freeport. Seperti diketahui, Freeport sebelumnya menguasai tambang Grasberg di Papua sejak 1991.
Ia pun berharap setelah dikuasai pemerintah, Freeport bisa melantai di BEI. Hal ini agar masyarakat juga dapat mengawasi perusahaan tambang ini.
BACA JUGA:
Sekadar informasi, Freeport Indonesia merupakan pemegang konsensi area tambang Grasberg dengan cadangan mencapai 4 miliar ton.
Saat ini, 48,8 persen porsi saham Freeport Indonesia dipegang oleh Freeport-Mc Moran Inc, dan 51,23 persen dikuasai Inalum. Namun, kepemilikan Inalum secara langsung sebesar 26,2 persen dan 25 persen dipegang perusahaan patungan Inalum dan Pemerintah Daerah Papua yakni PT Indonesia Papua Metal Mineral.