JAKARTA - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) masih belum mempersiapkan aksi korporasi untuk melakukan pencatatkan saham perdananya atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun depan.
Hal ini karena perkaranya bayang-bayang resesi ekonomi global.
Direktur Keuangan, IT dan Manajemen Resiko ASDP, Djunia Satriawan mengatakan, IPO akan tetap dilakukan, hanya saja pihaknya masih menunggu waktu yang tepat.
Djunia mengatakan, upaya pencatatan saham perdana di pasar modal juga harus mempertimbangkan kondisi atau situasi eksternal. Seperti kenaikan suku bunga, inflasi, dan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Faktor-faktor tersebut memberi pengaruh besar terhadap psikologi investor di bursa saham dalam negeri.
"Itu masih on track. Hanya saja kita melihat kondisi makro saat ini di mana inflasi juga cukup tinggi, suku bunga juga meningkatkan, nilai tukar naik juga, kita melihat ketika kenaikan suku bunga, jadi kita melihat timing yang tepat," ungkap Djunia saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Rabu, 14 Desember.
Djunia menjelaskan, rencana IPO juga masih dalam pembahasan di internal perusahaan dan Kementerian BUMN.
Sebab, ujarnya, posisi perseroan masih menunggu arahan dari pemegang saham terkait implementasi atas aksi korporasi tersebut.
BACA JUGA:
Arahan itu terkait juga dengan rencana sejumlah BUMN di sektor lainnya yang juga melakukan IPO pada tahun depan. Sehingga, kata Djunia, ASDP memerlukan strategi yang tepat termasuk kapan waktu pelaksanaannya.
"Tergantung kondisi ekonomi makro dan arahan dari kementerian BUMN. Karena harus disesuaikan dengan BUMN mana juga yang akan IPO, harus ada strateginya," katanya.
Sekadar informasi, pada awal 2022, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan nama-nama perusahaan pelat merah yang bakal melakukan IPO. Salah satunya adalah PT ASDP Indonesia Ferry (Persero).