Bagikan:

JAKARTA - Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav Indonesia) menyelenggarakan Grand Launching Program Creating Shared Value (CSV) AirNav Indonesia yakni Program Kampung Edukasi Durensari di Dukuh Durensari, Desa Kembangkuning, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Kamis 6 Juli.

Kampung Edukasi Durensari merupakan program pemberdayaan masyarakat dalam upaya konservasi budaya untuk mempertahankan serta mengenalkan adat istiadat di Jawa Tengah. Selain dari melestarikan budaya, adanya kampong edukasi ini bertujuan untuk memperkenalkan generasi muda agar memiliki karakter dan kepribadian unggul, serta dapat bermanfaat bagi perekonomian masyarakat sekitar karena terbukanya lapangan pekerjaan baru.

Selain itu, melalui adanya program ini, masyarakat juga dapat turut mengedukasi keselamatan berudara, mengingat Desa Kembangkuning merupakan wilayah operasional penerbangan AirNav Indonesia, Cabang Yogyakarta. Di mana, area manajemen operasional cabang Yogyakarta merupakan jalur penerbangan tersibuk di Indonesia.

Pembukaan acara diiringi oleh Tari Gambyong yang merupakan tarian khas penyambutan tamu yang berasal dari kebudayaan Jawa klasik. Kegiatan Grand Launching Program Kampung Edukasi Durensari ditandai dengan pemukulan gong oleh General Manager AirNav Indonesia Cabang Yogyakarta, Zainal Arifin Harahap yang didampingi oleh Mario Hendrawan, Junior Manager TJSL Airnav.

Foto: Dok. AirNav Indonesia

Beliau berharap dengan adanya Program Creating Shared Value ini dapat berjalan tepat seperti tujuan yang telah ditetapkan, dapat bermanfaat bagi masyarakat, memperkuat penanaman karakter budaya kepada generasi muda, serta mampu menggerakkan roda perekonomian Dukuh Durensari.

“Kami dari AirNav mengharapkan TJSL ini tentunya bisa menstimulus masyarakat di Desa Kembangkuning ini untuk bisa bertumbuh dan berkembang, sehingga bisa meningkatkan taraf kehidupan masyarakat di sini dan juga perekonomian mereka di sini,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Hadir pula anggota DPRD Kabupaten Boyolali yakni Bapak Joko Maryanto, Dinar BP2KB P3A, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Camat Cempogo Bapak Dwi Sundarto, S.STP, M.Si, serta jajaran pemerintah Desa serta masyarakat Durensari, sehingga secara keseluruhan kegiatan ini dihadiri oleh 130 orang untuk menyaksikan bersama Grand Launching Kampung Edukasi Durensari.

Foto: Dok. AirNav Indonesia

Serupa, Kepala Desa Kembangkuning Pujo Yarmanto mengungkapkan harapannya agar melalui program ini, budaya jawi tetap lestari.

“Harapan kami masyarakat tentunya bisa memaksimalkan semua budaya yang ada di Durensari. Pertama kami sampaikan di sini ada kampong unggah ungguh yaitu kita di sini harus tahu bahwa kita orang Jawa, kita ini harus punya ramah tamah kepada siapapun. Ini kita kembali ingatkan kepada anak-anak kita, sehingga anak-anak kita ini terutama generasi penerus bangsa punya sopan santun atau tepo seliro selalu tertanam,” jelas Pujo.

"Kami juga diajak untuk mengunjungi Plataran Srawung yang merupakan tempat peralatan rumah tangga kuno yang kini sudah tidak ditemukan lagi. Para tamu undangan diajak untuk mencoba permainan tradisional yakni memanah dengan menggunakan jemparingan dan bermain egrang bambu, mengunjungi griya kawruh, serta griya unggah-ungguh," imbuhnya.

Acara diakhiri dengan dongeng tokoh wayang "Limbukan" yang merupakan salah satu program kampong edukasi dengan tujuan memberikan pembelajaran mengenai Bahasa Jawa, Pelajaran Aksara Jawa, Pitutur Luhur dan Tepa Slira melalui dongeng penokohan wayang.

Foto: Dok. AirNav Indonesia

Acara grand launching tidak sampai di situ, untuk memeriahkan grand launching terdapat gelar budaya reog dari Paguyuban Kembang Mekar (PAKEM) yang dilakukan dari sore hingga malam.

Lebih dari 2000 pengunjung yang hadir pada pagelaran ini, untuk menyaksikan seni budaya reog di Dukuh Durensari. Kegiatan ini juga didukung dengan partisipasi 50 UMKM setempat yang berjualan di wilayah kampung edukasi Durensari.