Bagikan:

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menyampaikan kemarahan dan kekecewaannya terhadap Shell karena proses alih kelola memakan waktu lama dan berbelit-belit. Diketahui Shell memiliki hak partisipasi sebesar 35 persen di Blok Masela yang juga dikelola oleh Inpex yang menggenggam 65 persen saham.

Tak tanggung-tanggung, Arifin menyebut perusahaan migas asal Belanda ini tidak bertanggung jawab setelah mundur dari Blok Masela.

"Inpex ada kesungguhan tapi enggak tau Shell ini mundur tidak bertanggungjawab," ujar Arifin saat ditemui media yang dikutip Sabtu 27 Mei.

Arifin menjelaskan, proses Plan of Development (POD) ini terjadi sejak lama yakni tahun 2019.. Sementara itu berdasarkan perjanjian dalam POD tersebut menyebutkan jika dalam lima tahun sejak disepakatinya PoD tersbut proyek ini tidak ada perkembangan, maka akan dikembalikan ke negara.

"Ya kan 5 tahun kalau enggak dilaksanakan apa-apa kita akan tinjau kembali termasuk kemungkinan untuk itu (dikembalikan ke negara)," lanjut Arifin.

Ia menyebut jika alotnya kesepakatan alih kelola ini merugikan Indonesia. Ia juga mempertanyakan penyebab Shell enggan melepas hak partisipasinya dari Blok Masela.

"Ada apa sih? Harusnya kalau sudah enggak mau usah aja kan?" lanjut Arifin.

Asal tahu saja, saat ini Perusahaan migas pelat merah Indonesia Pertamina tengah melakukan negosiasi untuk mengambil alih hak partisipasi 35 persen atas Blok Masela dari Shell.

Sebelumnya Direktur Jenderal (Dirjen) Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menyampaikan progres negosiasi tersebut.

Tutuka mengatakan jika saat ini proses negoiasi masih berjalan. Pada kesempatan yang sama Tutuka juga menyampaikan kekecewaannya karena pengambilalihan hak partisipasi atau participating interest (PI) tidak kunjung selesai dan memakan waktu lama.

"Masela masih progres, tapi begini, Masela itu kan agak lama, jadi pemerintah kan kehilangan opportunity," ujar Tutuka kepada media yang dikutip Rabu 24 Mei.

Menurut Tutuka, dengan alotnya negosiasi ini pemerintah kehilangan kesempatan memanfaatkan potensi sumber gas bumi dari proyek gas Lapangan Abadi Blok Masela.

Dengan lamanya proses negosiasi ini, kata Tutuka, Menteri ESDM Arifin Tasrif juga sempat menyampaikan kekecewaannya.

"Akhirnya Pak Menteri ESDM menyampaikan kecewa lah. Jadi kami mau tindaklanjuti," imbuh Tutuka.