Bagikan:

JAKARTA - Direktur Jenderal (Dirjen) Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan SUmber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji menyampaikan progres negosiasi pengabilalihan blok Masela dari Shell oleh perusahaan migas pelat merah Indonesia, Pertamina.

Tutuka mengatakan jika saat ini proses negoiasi masih berjalan. Pada kesempatan yang sama Tutuka juga menyampaikan kekecewaannya karena pengambilalihan hak partisipasi atau participating interest (PI) tidak kunjung selesai dan memakan waktu lama.

"Masela masih progres, tapi begini, masela itu kan agak lama, jadi pemerintah kan kehilangan oprtunity," ujar Tutuka kepada media yang dikutip Rabu 24 Mei.

Menurut Tutuka, dengan alotnya neosiasi ini pemerintah kehilangan kesempatan menanfaatkan potensi sumber gas bumi dari proyek gas Lapangan Abadi Blok Masela.

Dengan lamanya proses negosiasi ini, kata Tituka, Menteri ESDM Arifin Tasrif juga sempat menyampaikan kekecewaanya.

"Akhirnya Pak Menteri ESDM menyampaikan kecewa lah. Jadi kami mau tindaklanjuti," imbuh Tutuka.

Lebih jauh ia menjelaskan, nantinya Kementerian ESDM bersama pihak terkait akan meninjau kembali perencanaan pengembangan atau Plan of Development (POD) Blok Masela dalam waktu dekat.

"Jadi kami mau mem-follow up. Kita lihat POD-nya gimana kok bisa lama sekali," ujar Tutuka.

Sebelumnya dalam kesempatan berbeda enteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan jika seharusnya SHell lebih memahami situasi dan fleksibel terhadap proses ambil alih kelola Blok Masela.

"Masih dalam proses negosiasi, ya agak alot. Mestinya Shell dia lebih mengerti karena sejarahnya Shell di Indonesia sudah lama, dia (dapat manfaat) sudah banyak. Sejak dulu Shell ada, makanya ini untuk kepentingan Indonesia, dia tidak mau fleksibel," ujar Arifin saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat 19 Mei.