Bagikan:

JAKARTA - Proses akuisisi proyek abadi Masela oleh Pertamina dari Shell dikabarkan mundur dari target awal yang diperkirakan akan rampung pada April 2023.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, proses ini diundur karena masih harus melakukan beberapa proses negosiasi harga.

Meski demikian, Arifin memastikan, jika proses akuisisi akan rampung pada awal Juni 2023.

"Awal Juni kita harapkan sudah ada keputusannya, sudah ada partner-nya sudah ada konsorsium baru," ujar Arifin yang ditemui di Gedung ESDM, Jumat 5 Mei.

Arifin menambahkan, meskipun banyak perusahaan asing yang tertarik untuk bergabung, ia memastikan jika nantinya baru PT Pertamina (Persero) yang akan masuk dan mengambil alih Blok Masela dan belum ada perusahaan lain yang bergabung.

Sebelumnya dikabarkan jika perusahaan migas asal Malaysia Petronas menaruh minat untuk mengelola Blok Masela yang berada di Kepulauan Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, Indonesia.

Untuk itu ia menegaskan jika Pertamina merupakan satu-satunya calon yang akan mengempit 35 persen hak partisipasi pengganti Shell di konsorsium Blok Masela bersama Inpex Corporation.

"Masih Pertamina-lah, masih Pertamina," imbuh Arifin.

Asal tahu saja, pada POD awal, nilai investasi Masela diestimasikan mencapai 19,8 miliar dolar AS dengan kapasitas fasilitas LNG mencapai 9,5 Metrik Ton Per Annum (MTPA) atau setara 1.600 juta kaki kubik per hari (MMscfd) serta gas pipa mencapai 150 MMscfd.

Selain itu, Blok Masela diproyeksi menghasilkan kondensat 35.000 barel per hari.