Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengembangkan eksplorasi migas di lima area, antara lain Warim Basin yang berlokasi di Papua.

Potensi migas di cekungan ini dianggap cukup besar dan diperkirakan melebihi Blok Masela di Maluku.

Menanggapi hal ini praktisi migas Hadi Ismoyo mengatakan, potensi Warim memang besar namun ia meminta pemerintah untuk tidak menimbulkan spekulasi dengan angka yang bombastis tanpa data yang sudah diverifikasi.

"Padahal di sana belum ada sumur atau ada sumur tapi juga didukung seismik yang sedikit," ujarnya dalam Energy Corner yang dikutip Selasa, 14 Februari.

Hadi menambahkan, pemerintah masih perlu melakukan banyak tahapan eksplorasi untuk membuktikan potensi cadangan yang terkandung di dalam Warim Basin.

"Jadi kita perlu banyak sekalitahapan eksplorasi untuk membuktikan bahwa reserve ini sebesar itu. jadi masih jauh," lanjut Hadi.

Terkait klaim Plt Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Mohammad Kemal yang mengatakan ada investor yang melirik potensi cadangan migas di Warim, Hadi bilang, bisa saja ketertarikan tersebut didasarkan pada term and condition yang nantinya akan ditawarkan oleh pemerintah sebab pengembangan Warim yang terletak di laut dalam memiliki risiko tinggi dan membutuhkan biaya yang besar.

"Untuk mengeksploitasi Blok di Warim itu membutuhkan seluruh alat pemboran dibawa pakai helikopter. Luar biasa mahal biayanya. Kalau ternyata term and condition tidak menguntungkandan pemerintah pelit beri fiskal term termasuk tax dan split kemudian jaminan keamanan, jaminan birokrasi dan perijinan yang mudah ya mereka tidak akan menarik terantung t&c," pungkas Hadi.

Asal tahu saja, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji memperkirakan potensi sumber daya Warim cukup besar, bahkan melebihi Blok Masela.

“Ukurannya giant-lah. Potensi sumber dayanya lebih gede dari Masela,” kata dia.

Namun demikian, terdapat tantangan dalam pengembangan Warim, seperti letaknya yang berdekatan dengan Taman Nasional. Lorentz.

Pemerintah saat ini mencoba menghitung kembali potensinya di luar taman tersebut.

“Kita coba approach di luar taman, masih besar apa nggak itu yang besaran target kita,” ujar Tutuka.

Kementerian ESDM bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) untuk menyelesaikan kendala.