JAKARTA - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan pihaknya masih terus melakukan studi lanjutan mengenai Cekungan Warim yang terletak di Papua.
Dwi menyebut jika blok migas ini bersinggungan langsung dengan Taman Nasional Lorentz yang masuk dalam warisan dunia Unesco.
"Sesungguhnya dari blok Warim itu hanya berapa persen, 9 persen dari areanya itu yang overlap (dengan TN Lorentz)," ujar Dwi yang dikutip Sabtu 22 Juli.
Untuk itu pihaknya terus melakukan studi lanjutan untuk bisa mendapaykan data akurat mengenai potensi Blok Warim.
Diketahui jika blok migas ini menyimpan potensi sebesar 25,968 miliar barel minyak serta 47,37 triliun kaki kubik gas (TCF).
Dwi menjelaskan jika studi lanjutan ini masih perlu terus dilakukan sebab data yang didapat sebelumnya merupakan data seismik yang diperoleh melalui udara sehingga tidak akurat.
"Waktu itu sudah dapat data juga tapi belum akurat. Di tahun lalu seismik tapi digunakan kapal terbang karena kondisi di lapangan sulit," beber Dwi.
BACA JUGA:
Diketahui sebelumnya Cekungan Warim ini pernah dikelola oleh ConocoPhilips sebelum akhirnya dilepas pada tahun 2015. Dwi menambahkan, selain masalah sulitnya letak geografis, pihaknya juga menghadapi beberapa kendala lain seperti masalah keamanan.
"Masih banyak hal yang perlu dipelajari. Masalah keamanan dan sebagainya membuat yang lama tidak meneruskan," imbuh Dwi.
Sebelumnya diberitakan jika Kementerian ENergi dan SUmber Daya Mineral (ESDM) telah menyurati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH) terkait tumpangtindih wilayah ini dan terkait kegiatan eksplorasi yang akan dilakukan di Warim.