Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman menyebut, permintaan di sektor makanan dan minuman (Mamin) belum sesuai dengan target yang diharapkan.

"Lebaran kali ini aneh, tahun ini, tuh, kami tidak ada puncak yang sangat signifikan sekali. Hampir banyak perusahaan mengatakan tidak ada puncak yang signifikan di Lebaran kali ini," kata Adhi saat ditemui awak media di Gedung Kemenperin, Jakarta, Rabu, 10 Mei.

Adhi mengatakan, Lebaran 2023 kali ini tidak menjadi puncak peningkatan untuk sektor industri Mamin. Sebab, pihaknya mendapati peningkatan hingga 30 persen yang telah ditargetkan sebelumnya tidak tercapai.

"Tadinya saya, kan, optimis prediksi (peningkatan) bisa sekitar 30 persen di atas rata-rata bulanan, ya, tetapi ternyata tahun ini hasil dari laporan kemarin, banyak perusahaan mengatakan tidak ada puncak yang signifikan di Lebaran kali ini," ujar Adhi.

Menurut Adhi, distributor retail sebenarnya sudah melakukan pesanan cukup tinggi untuk stoknya masing-masing hingga Lebaran 2023. Namun, penjualan untuk sektor Mamin pada Februari-Maret belum menunjukkan peningkatan signifikan.

Hingga akhirnya pada dua minggu sebelum Lebaran 2023, baru terlihat ada kenaikan penjualan. "Meskipun tidak sebagus yang kami harapkan, tetapi tetap ada peningkatan, mungkin kurang dari 30 persen," ucap dia.

Lebih lanjut, Adhi mengatakan, dirinya telah membaca salah satu survei dan berdasarkan hasil survei tersebut diketahui bahwa pengeluaran masyarakat selama periode Lebaran 2023 lebih meningkat di biaya perjalanan.

"Mungkin karena tiket naik semua, ya, biaya perjalanan meningkat, tetapi biaya untuk pengeluaran Mamin berkurang, termasuk pakaian. Jadi, pengeluaran sedikit untuk Mamin," pungkasnya